Kumpulan Berita
Bencana besar membuat pembangunan istana baru Mataram di bawah kekuasaan Sultan Amangkurat I, tak berjalan mulus.
Pemindahan Istana Mataram diperintahkan oleh Sultan Amangkurat I saat memerintah usai Sultan Agung bertahta.
Putra mahkota Kerajaan Mataram dan pasukannya konon bersiap melakukan pemberontakan.
Dyah Balitung, penguasa Kerajaan Mataram kuno memerintah dengan visioner. Ia membebaskan pajak kepada beberapa desa dan membangun infrastruktur demi rakyatnya.
Kehadiran Dinasti Mataram Islam tak bisa dilepaskan dari Ki Ageng Pamanahan. Sosoknya menjadi trah lahirnya raja-raja Jawa di masa kesultanan. Ki Ageng Pamanahan sendiri berhasil membangun Alas Mentaok, yang menjadi cikal bakal Kesultanan Mataram Islam, yang berkuasa dan menguasai Pulau Jawa.
Ki Bocor tak mau tunduk dan mengakui Panembahan Senopati serta Kesultanan Mataram, yang dibangun dan dikembangkan Senopati.
Senjata itu merupakan salah satu pusaka Mataram bernama Tombak Kiai Plered. Konon tombak itu memiliki kesaktian memudahkan Sutawijaya, yang berusia belasan tahun.
Pangulu istana atau jabatan tokoh agama, konon mendapat jabatan tertinggi di bidang keagamaan semasa Kerajaan Mataram Islam.