Kumpulan Berita
Tentara mengatakan Presiden Kabore tidak mampu menyatukan negara untuk menghadapi tantangan keamanan dari kelompok militan.
Aksi protes melawan militer Myanmar pun terus terjadi.
Militer dilaporkan menembakkan peluru tajam ke arah demonstran penentang kudeta.
PBB mengeluarkan seruan untuk menghentikan penjualan senjata ke Myanmar.
Militer Myanmar kehilangan sumber pemasukan.
Insiden ini tampak seperti kudeta kedua di Mali dalam kurun waktu sembilan bulan.
Langkah itu dilakukan beberapa hari sebelum dimulainya tahun ajaran baru.
Orang tua menolak memasukkan anak-anak mereka ke sekolah karena kudeta, sementara banyak siswa menolak kembali ke sekolah.