Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Transisi ke Energi Terbarukan, Ini Catatan DEN

Tim Okezone, Jurnalis · Selasa 03 Agustus 2021 14:54 WIB
https: img.okezone.com content 2021 08 03 620 2450199 transisi-ke-energi-terbarukan-ini-catatan-den-ulPJHrI6EK.png Transisi ke Energi Terbarukan, Ini Catatan DEN (Foto: Antara)
A A A

JAKARTA - Saat ini pemerintah tengah melakukan transisi energi dari energi fosil dan energi terbarukan. Meski proses tetap dilakukan, pembangkit fosil diminta jangan serta merta dimatikan sebelum ada sumber lain yang jelas terbukti.

Anggota Dewan Energi Nasional Herman Daniel mengatakan bahwa, Indonesia belum mencapai puncak penggunaan energi. Berbeda dengan negara di Eropa dan Amerika.

“Mereka sudah mencapai puncak dan sekarang transisi,” katanya dalam webinar, Jakarta, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Cara PLN Pensiunkan PLTU Secara Bertahap

Indonesia masih membutuhkan berbagai pembangkit saat ini, termasuk PLTU batu bara demi menggerakkan perekonomian nasional. Sampai ada sumber energi yang bisa menggantikan pasokan dari pembangkit saat ini, Indonesia jangan buru-buru berencana menghentikan operasi pembangkit sekarang.

“Jangan sampai terjebak. Sudah terlanjur mematikan PLTU, ternyata pembangkit EBT tidak siap,” kata dia.

Dia mengingatkan, pembangkit fosil masih mendominasi pasokan energi di Eropa dan Amerika. Meski naik, pembangkit EBT masih rendah kontribusinya dalam penyediaan energi di Eropa dan Amerika.

Follow Berita Okezone di Google News

Penyebab utama kondisi itu adalah sifat intermitten pembangkit EBT. Pembangkit surya dan angin, yang disebut paling efisien dibanding EBT lain, belum selesai dengan masalah ini. Sebab, energi dari pembangkit angin dan surya tidak bisa terus menerus tersedia.

PLTS hanya bisa menghasillkan daya jika mendapat sinar matahari memadai. Sementara polusi, iklim, dan siklus siang-malam membuat sinar matahari tidak bisa terus tersedia. PLTB pun kurang lebih sama.

“Dengan teknologi sekarang, persoalan ini (intermitten) tidak akan selesai,” ujarnya.

Dunia membutuhkan teknologi baru untuk meningkatkan kemampuan baterai menyimpan energi. Jika kapasitasnya bisa ditingkatkan, maka persoalan ini bisa diselesaikan.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini