JAKARTA - Petani garam Indonesia berpotensi menjadi eksportir. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) melalui melalui Desa Devisa melatih petani garam di Desa Kusamba, Kabupaten Klungkung, Bali agar tembus pasar ekspor.
"Pendampingan melalui Program Desa Devisa ini bertujuan mendorong koperasi dan para petani garam di Desa Kusamba menjadi eksportir melalui serangkaian pendampingan berdasarkan kebutuhan koperasi dan petani," kata Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI R Gerald Setiawan Grisanto dilansir dari Antara, Rabu (22/12/2021).
Baca Juga: Simak! Jurus Jokowi Geber Produksi Garam
Menurut dia, program tersebut membantu mempersiapkan calon eksportir memenuhi permintaan pasar global sesuai standar produk ekspor, sekaligus meningkatkan kapasitas dari sisi manajemen ekspor maupun teknik produksi.
Gerald menjelaskan bentuk program yang diberikan kepada petani dan anggota koperasi di Desa Devisa Garam Kusamba, antara lain pelatihan produksi Bali sea salt rub, aspek branding dan digitalisasi, mengikuti pameran dagang, business matching, dan juga pendampingan pengurusan sertifikasi produk.
Baca Juga: Erick Thohir Beli Tambang Garam di Luar Negeri, Dirut RNI: Kualitas untuk Industri
"Dengan mengikuti program ini, koperasi dan para petani dapat menciptakan lapangan pekerjaan, meningkatkan kesejahteraan keluarga dan membantu meningkatkan perekonomian setempat," ujar Gerald.
LPEI memulai program tersebut sejak 2019, berawal dari Kluster Desa Devisa Kakao di Bali. Kabupaten Jembrana menjadi Desa Devisa pertama dengan komoditas unggulan berupa biji kakao yang difermentas.
Follow Berita Okezone di Google News