TERDAPAT empat negara di dunia yang memiliki tradisi culik calon pengantin. Menculik calon pengantin wanita biasa disebut ‘bride kidnapping’.
Di belahan dunia seperti Asia Tengah hingga Afrika, memang ada beberapa negara yang memiliki praktik menculik calon pengantin atau bride kidnapping ini sebagai suatu tradisi tradisional yang berlangsung turun temurun.
Apa saja negara tersebut? Merangkum berbagai sumber, mari simak ulasan singkat empat negara yang mempunyai tradisi menculik calon pengantin berikut di bawah ini.
1. Kyrgyzstan
Tradisi menculik calon pengantin di sini disebut Ala Kachuu dalam bahasa Kyrgyzstan, yang artinya ‘mengambil dan melarikan diri’. Di pedesaan Kirgistan, lebih dari 60 persen penduduk negara ini tinggal survei menunjukkan 1 dari 3 pernikahan yang ada memang dimulai dengan penculikan.
Tak heran, menjadikan negara yang berada di Asia Tengah ini jadi salah satu center, atau pusat bride kidnapping. Penculikan pengantin biasanya terjadi di tempat umum. Sekelompok pria muda menargetkan perempuan muda yang telah dipilih jadi istri, lalu diculik dan dibawa paksa dengan mobil. Sang korban dibawa ke rumah keluarga mempelai pria untuk dibujuk agar mau menikah.
Di tahap ini, ada perempuan yang bisa selamat karena diselamatkan oleh ayah atau kerabat laki-laki lainnya. Namun, lebih seringnya akhirnya keluarga korban setuju karena takut stigma sebagai ‘perempuan bekas’. Praktik Ala Kachuu sudah ditetapkan ilegal sejak 1994, tetapi praktiknya berlanjut hingga hari ini terutama di daerah pedesaan.
2. Kazakhstan
Di negara ini, pratik penculikan calon pengantin yakni Alyp Qashu terbagi dalam dua kategori yaitu penculikan non-konsensual dan konsensual. Kelissimsiz Alyp Qashu adalah mengambil sang calon pengantin wanita dan menjalankan praktik penculikannya tanpa persetujuan. Sedangkan Kelissimmen Alyp Qashu adalah mengambil dan menjalankan dengan persetujuan.
Follow Berita Okezone di Google News