PEMERINTAH menargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen di tahun 2024. Memang, stunting lebih erat kaitannya dengan asupan gizi dan nutrisi, baik saat ibu hamil, pemberian ASI, maupun ketika anak sudah makan MPASI.
Sekretaris Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Hendra Jamal menjelaskan, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis di 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yang menyebabkan anak lebih pendek dari teman-teman sebayanya.
"Sebagai komitmen pemerintah untuk melindungi penerus bangsa, pemerintah terus berupaya untuk menurunkan angka stunting. Presiden sendiri menargetkan tahun 2024, angka stunting turun menjadi 14 persen," kata Jamal seperti dilansir dari Antara.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau sekitar 5,33 juta balita.
Menurut Jamal, prevalensi stunting selama ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan adanya penurunan sebesar 6,4 persen selama periode 5 tahun. Namun, pandemi COVID-19 berpotensi membuat anak-anak mengalami gizi buruk dan meningkatkan angka stunting.
Dalam upaya percepatan penurunan angka stunting, Jamal mengatakan Kementerian PPPA banyak bergerak di ranah pencegahan dengan fokus pada perempuan dan anak yang berjumlah 65,2 persen dari total penduduk Indonesia. Kementerian PPPA memandang penting untuk melakukan upaya peningkatan kapasitas Forum Anak serta Peran Ibu dan Keluarga sebagai Pelopor dan Pelapor (2P).
Follow Berita Okezone di Google News