JUMLAH pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia hingga Rabu (15/4/2020) mencapai 5.136 jiwa atau naik 297 kasus. Sementara yang meninggal 469 jiwa dan pasien sembuh cuma 446 orang.
Sementara berdasarkan data Worldometers, jumlah kasus virus corona di seluruh dunia telah mencapai 1.991.275, sebanyak 125.951 di antaranya meninggal dunia dan hanya 467.074 yang sembuh.
Berdasarkan fakta tersebut, maka wajar jika muncul pertanyaan mengenai kapan wabah ini berakhir. Untuk skala nasional di Indonesia, ahli kesehatan masyarakat Prof. Hasbullah Thabrany memprediksi penyebaran virus corona baru akan berakhir pada Mei 2020. Syaratnya, masyarakat harus disiplin melakukan jaga jarak fisik (physical distancing) sebagaimana imbauan pemerintah.
Namun prediksi itu bisa meleset jauh jika warga mengabaikannya. "Tidak kontak face to face, ada teknologi modern kita bisa ketemu (di situ). Jangan sampai orang lain menjadi korban kalau kita egois," ujarnya dalam bedah fakta dan mitos seputar virus corona lewat streaming di Facebook pada Jumat (3/4/2020) sebagaimana dikutip dari laman iNews.
Anjuran lainnya untuk mempercepat pengentasan wabah corona adalah mencuci tangan menggunakan air dan sabun, tidak menyentuh area wajah seperti hidung serta mulut, menjaga daya tahan tubuh, rajin beraktivitas fisik, dan istirahat yang cukup.
Baca Juga: Bintang Tsurayya Muncul, Tanda-Tanda Wabah Corona Berakhir?
Sementara Pakar Epidemiologi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), dr Syahrizal Syarif mengatakan wabah corona akan berakhir jika tidak ada kasus yang tercatat hingga 28 hari ke depan.
“Jika hari itu sudah tidak ada kasus, kita tunggu hingga 28 hari ke depan. Kalau angkanya tetap nol, berakhir, wabah sudah berakhir,” kata Syahrizal beberapa waktu lalu di Jakarta sebagaimana dikutip dari laman NU Online.
Pria yang pernah menjadi Tim Pakar Nasional penanggulangan virus SARS di China pada 2003 silam ini melanjutkan, jika masih ditemukan kasus, maka perhitungan 28 hari dimulai dari ketika kasus tersebut ditemukan lagi dan seterusnya.
Pemerintah Indonesia sendiri memperpanjang masa darurat nasional wabah corona hingga 29 Mei 2020. Berdasarkan tanggal tersebut, Syahrizal memprediksi pucak wabah corona pada akhir April 2020. “Ketika saat itu memuncak, selanjutnya mengalami penurunan hingga kemungkinan berakhir pada akhir Mei 2020,” ujarnya.
Menurut Syahrizal, perkiraan masa puncak sangat dipengaruhi langkah-langkah penanggulangan yang dilakukan pemerintah dan kerja sama masyarakat untuk menanggulanginya. Ia berharap pemerintah dan masyarakat tidak pesimis memerangi penyakit ini. “Saya tetap berharap kasus COVID-19 ini bisa mulai turun di angka kurang dari 40 hari,” tuturnya.
Di sisi lain Pakar Hisab dan Rukyat KH Muhammad Thobary Syadzily memberikan perhitungan berdasarkan ilmu falak (astronomi) dan ilmu hikmat As-Sirrul Jalil.
Baca Juga: Virus Corona Membuat Lentera Ramadhan Sepi Pembeli
“Insya Allah wabah virus Corona ini akan berakhir dan akan diangkat oleh Allah ketika muncul Bintang Tsurayya atau Bintang Kartika atau Bintang Tujuh Bersaudari. Yaitu, sekitar pertengahan bulan Juni 2020 waktu shubuh di Buruj Sarathan (سرطان) atau Cancer,” ujarnya sebagaimana dilansir dari laman Jam'iyyah Ahlith Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) pada Selasa 12 April 2020.
Kiai Thobary juga membagikan prediksinya ini melalui laman akun Facebook pribadinya. Ia menjelaskan bahwa dalam ilmu astronomi, bintang Tsurayya atau Bintang Kartika adalah gugusan bintang-bintang yang paling kaya dengan kandungan logam.
Dalam piringan galaksi spiral, bintang itu hanya terdapat dalam lengan-lengan spiral. Mereka adalah bintang-bintang termuda Bimasakti. Adapun bintang-bintang Cepheid klasik masuk ke dalam golongan bintang muda itu. Chepeid bintang yang mengembang dan mengempis secara periodis sehingga kecemerlangannya berubah-rubah.
Baca Juga: 2 Vaksin Corona di China Diuji Coba ke Manusia
Follow Berita Okezone di Google News