Fakta miris memang. Para tenaga medis ini bertaruh nyawa demi kesembuhan manusia lain. Sementara itu, alat pelindung diri (APD) yang digunakan tak layak dan tak memadai jumlahnya di saat pandemi COVID-19 seperti sekarang.
Dalam laporan Kementerian Kesehatan RI, Dirjen Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Bambang Wibowo mengungkap, kebutuhan APD sangat tinggi di tengah pandemi corona tapi stok terbatas.
"Kebutuhan APD sangat tinggi, sementara persediaannya terbatas. Pada saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, APD ternyata tak hanya digunakan tenaga medis, tetapi pasien dan masyarakat umum pun menggunakannya," kata Bambang beberapa waktu lalu.
Keterbatasan APD ini menjadi ancaman serius para garda terdepan ini. Mereka yang bertemu langsung dengan pasien COVID-19 dihadapkan pada realita miris yang harus mereka terima. Lagi-lagi, semua demi menjalankan sumpah profesi yang tak boleh mereka abaikan.
Baca Juga: 3 Tingkatan APD untuk Tangani Corona COVID-19
APD sangat dibutuhkan karena atribut itu berfungsi sebagai penghalang bahan infeksius seperti virus dan bakteri yang bisa saja menempel di kulit, mulut, hidung, atau selaput lendir mata para tenaga medis.
Masalah lain yang dihadapi petugas medis di Indonesia dalam menangani kasus COVID-19 ini adalah sifat tidak jujur pasien. Ya, ini juga menjadi fakta yang mesti dijadikan pembelajaran bagi siapapun. Ternyata, masih banyak pasien tidak mau menjelaskan secara jujur kondisi kesehatan maupun riwayat perjalanan yang telah dilaluinya sebelum terpapar virus corona COVID-19.
Follow Berita Okezone di Google News