Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Ketika Warga 2 Desa Bertaruh Nyawa Seberangi Sungai Pasca-Jembatan Ambruk

Asep Juhariyono, Jurnalis · Selasa 23 Juni 2020 10:06 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 23 620 2234715 ketika-warga-2-desa-bertaruh-nyawa-seberangi-sungai-pasca-jembatan-ambruk-QeBL0AETuz.jpg Warga dua desa sedang menyeberangi sungai dengan menggunakan rakit terbuat dari bambu di Tasikmalaya, Jawa Jawa Barat (Foto: Asep Juhariyono)
A A A

TASIKMALAYA - Warga Desa Sindang Asih dan Desa Cayur terpaksa harus bertaruh nyawa untuk menyeberangi aliran sungai yang masih deras pasca-ambruknya jembatan penghubung antar desa di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat karena diterjang banjir bandang pada Jumat 19 Juni 2020. Akibatnya,akses jalan warga kini terputus dan warga harus melalui jalan alternatif dengan jarak 10 kilo meter hingga 15 Kilometer. 

Banjir bandang menerjang setelah tingginya curah hujan mengguyur Tasikmalaya. Adapun jembatan penghubung yang ambruk menghubungkan antara Desa Sindangasih dan Desa Cayur, Kecamatan Cikatomas.

Warga dua desa terpaksa harus bertaruh nyawa untuk dapat bisa menyeberangi derasnya arus sungai. Mereka menyeberang dengan menggunakan rakit yang terbuat dari bambu, dan ditarik dengan menggunakan tambang.

Sejumlah angggota TNI Kodim 0612 Tasikmalaya dan polisi beserta warga sekitar secara bergotong royong berusaha membantu menyeberangkan warga yang akan melakukan aktivitas. Sementara itu Dandim 0612 Tasikmalaya Letkol Inf Imam Wicaksana/juga meninjau secara langsung lokasi jembatan yang ambruk dan menerjunkan sejumlah aggota TNI untuk berjaga dan membatu masyarakat di lokasi.

jembatan ambruk

Menurut Camat Cikatomas, Rahman Effendi, akibat jembatan ambruk anak-anak sekolah dan warga terpaksa harus bertaruh nyawa untuk bisa menyeberangi aliran Sungai Cimedang yang deras, karena jika menggunakan jalan alternatif perjalanan akan lebih jauh dan bisa menempuh jarak 10 Kilometer jika melewati jalan Kecamatan Salopa, dan jika melewati Kecamatan Pancatengah harus menempuh jarak hingga 15 Kilometer, dan jika melewati Jalan Pangangandaran akan lebih jauh lagi.

Pihaknya bersama warga masyarakat berharap agar mobilisasi warga, barang, dan jasa bisa lembali normal lagi, karena dengan kondisi ini maka otomatis biaya akan lebih mahal. Sehingga pemerintah harus secepatnya bisa kembali membangun jembatan yang ambruk ini agar aktivitas kembali normal.

Baca Juga: Banjir Bandang di Luwu, Jalan Berubah Jadi Arus Sungai & 4 Rumah Hanyut

Ambruknya jembatan yang sangat vital bagi warga msyarakat ini terjadi pada Jumat 19 Juni akibat diterjang banjir bandang, yang membuat air Sungai Cimedang meluap, dan pondasi jembatan tidak kuat menahan derasnya aliran sungai.

Jembatan dengan panjang sekitar 38 meter dan lebar 4 meter ini membentang di atas aliran Sungai Cimedang, Kecamatan Cikatomas, terjadi pada Jumat dinihari sekitar jam 02.00. Meski tidak ada korban dalam kejadian ambruknya jembatan penghubung antar desa ini, namun mengakibatkan akses jalan terputus, sehingga aktivitas warga kini terganggu, dan warga harus memutar ke jalan altrenatif yang jaraknya lebih jauh dan jalannya sempit untuk bisa mencapai desa lain.

Follow Berita Okezone di Google News

(Ari)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini