Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Cara Cermat Mengatur Gaji di Tengah Badai PHK

Fadel Prayoga, Jurnalis · Kamis 25 Juni 2020 12:40 WIB
https: img.okezone.com content 2020 06 25 620 2236106 cara-cermat-mengatur-gaji-di-tengah-badai-phk-1JCFDnd6Sc.jpeg Tips Mengelola Gaji (Foto: Shutterstock)
A A A

JAKARTA - Setiap tanggal 25, beberapa karyawan di suatu perusahaan mendapatkan nafas segar karena melihat saldo di rekeningnya bertambah atau lebih tepatnya menerima gaji bulanan.

Namun, kini badai PHK karyawan sedang melanda beberapa tempat kerja akibat pandemi virus corona atau Covid-19.

Lantas bagaimana menyiasati gaji bulanan yang diterima untuk mempersiapkan tabungan apabila suatu saat nanti PHK melanda perusahaan tempat kita biasa mencari nafkah?

Baca Juga: Cara Membagi Gaji Sesuai Kebutuhan, Begini Hitung-hitungannya 

Perencana Keuangan Oneshildt Financial Planning, M Andoko memberikan tips-tips kepada setiap pegawai agar bisa bertahan hidup meski terkena PHK. Ia menyebut, minimal setiap bulannya karyawan kantoran harus bisa menabung sebesar 20% dari gaji yang diterima.

"Minimal 20% digunakan untuk saving dan investasi. Yang ditabung misalnya 10% tujuannya untuk mengakumulasi dana darurat tadi," kata Andoko kepada Okezone, Kamis (25/6/2020).

Setelah itu, lanjut dia, setiap pegawai yang sudah berkeluarga biasanya memiliki pengeluaran rutin berupa cicilan. Sebelum memutuskan untuk meminjam, seseorang harus sudah menghitung maksimal pembayaran utang itu 35% dari gajinya.

Baca Juga: Punya Gaji di Bawah Rp4 Juta? Begini Cara Mengaturnya 

Apabila, gaji tidak mencukupi, maka diimbau agar menghindari pengeluaran utang yang berbau konsumtif seperti pembelian mobil, motor dan handphone yang terlalu mahal.

"Dengan catatan, 20% untuk cicilan utang produktif. Contohnya adalah KPR. Sementara yang 15% untuk cicicilan yang konsumtif," ujarnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Selain itu, lanjut dia, setiap masyarakat juga harus mempunyai daftar pengeluaran rutin per bulannya. Misalnya biaya yang selalu dikeluarkan setiap bulannya seperti untuk makan sehari-hari, transportasi dan komunikasi. Sehingga, dapat tertata besaran dan kisaran yang dihabiskan dalam waktu sebulan.

"Sisanya 45% itu digunakan untuk konsumtif: kebutuhan rumah tangga, transport, pulsa, makan, entertain," kata dia.

Dia mengimbau dari sisa 45% dari gaji itu sebaiknya ada yang dialihkan untuk memperbesar tabungan dan mengakumulasi dana darurat.

"Jadi yang 45% untuk konsumtif, Anda harus buat list, mana yang keinginan dan kebutuhan. Pertama, kalau makan kebutuhan kita, langganan Netflix kan hanya keinginan kita aja," katanya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini