PONDOK pesantren sebagai pendidikan Islam khas Indonesia, diharapkan mampu menjawab tantangan modernitas serta tuntutan global.
Demikian disampaikan Menteri Agama (Menag), Fachrul Razi dalam sambutannya pada pembukaan tahun pendidikan 2020/2021 dan pelantikan santri baru Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela secara virtual.
"Melalui Pesantren Modern Internasional Dea Malela diharapkan pesantren mampu menjawab tantangan modernitas dan tuntutan dunia global," ujar dia, dilansir dari situs Kemenag.go.id, Senin (20/7/2020).
Selama ini lanjut Menag, pesantren juga dikenal teguh dengan karakter ke-Indonesia-an dan mampu menjawab problem dalam konteks berbangsa dan bernegara.
"Pesantren juga mampu berkontribusi dalam memecahkan problematika umat dunia secara keseluruhan," tuturnya.
Baca juga: Selain Denda, Hukuman Penjara Akan Dijatuhkan bagi Penyusup ke Tanah Suci
Pada acara yang turut dihadiri pengasuh PMI Dea Malela, Din Syamsuddin ini, Menag menyampaikan pesan yang berlaku bagi seluruh pondok pesantren se-Indonesia. Pertama, perkuat jati diri dan identitas pondok pesantren yang berkarakter Indonesia.
"Bagaimanapun pondok pesantren merupakan institusi keislaman yang lahir dari rahim Indonesia, berada di Indonesia, serta tumbuh dan berkembang dari Indonesia," tuturnya.
Bahkan kata dia, pesantren turut aktif dalam mendirikan negara ini. Sehingga Menag berpesan agar elemen santri turut mempertahankan ideologi, budaya, serta karakter bangsa dan negara Indonesia yang selalu menghargai, menempatkan aspek kemaslahatan manusia sebagai prioritas.
"Dan juga memberikan kedamaian, memberikan keteduhan dan memegang teguh atas kesepakatan kehidupan berbangsa dan bernegara," imbuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News