JAKARTA - Indonesia bisa dipastikan mengalami resesi. Sebab, Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9% hingga minus 1%.
Lantas apa yang harus disiapkan jika Indonesia resesi? Haruskah panik bila resesi itu benar-benar terjadi?
Okezone merangkum fakta-fakta terkait resesi di depan mata, Senin (28/9/2020):
1. Kita Sudah Resesi
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Febrio Kacaribu memproyeksi perekonomian akan kembali minus 2,9% hingga 1%. Artinya, Indonesia sudah mengalami dua kali perekonomian minus, setelah sebelumnya pada kuartal II-2020 minus 5,3%.
“Kalau dilihat di kuartal I melambat di bawah 5% , kuartal II apalagi, dalam sekali. Kuartal III expect di kisaran minus 2,9% dan minus 1%, berarti sudah resesi, sudah perpanjangan perlambatan ekonomi kita,” ujar Febrio.
2. Covid Jadi Biang Kerok
Badan Kebijakan Fiskal menilai hampir seluruh negara juga mengalami resesi di tahun ini. Sebab sumber resesi sama di semua negara, yakni Covid-19.
3. Aminusi untuk Hadapi Resesi
Menurut Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini, uang cash memang sangat penting untuk dimiliki pada situasi seperti saat ini. Namun, perlu juga alternatif pembiayaan lain yang harus disiapkan.
Sebab, kata Mike, jika hanya mengandalkan uang cash dalam hal ini berupa dana darurat tidak akan cukup untuk mengcover semua kebutuhan. Mengingat kebutuhan di saat pandemi ini sangat besar.
“Tapi kan tidak semuanya kalau kita hanya mengandalkan cash saja kebutuhan yang namanya emergency itu tidak bisa ditebak berapanya karena itu jika tidak bisa kalau kita hanya mengandalkan cash saja kebutuhan akan cash itu akan sangat besar," ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News