Jangan terpancing
Sementara itu, Juru Bicara Penanganan Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro pun angkat bicara mengenai informasi hoax seputar Covid-19. Dia mengimbau agar masyarakat lebih hati-hati dalam mengambil informasi.
"dr. Maria Van Kherkove salah satu pakar dan pimpinan WHO telah mengatakan bahwa dalam waktu 6 bulan atau sejak SARS-Cov-2 diidentifikasi, masih banyak yang perlu dipelajari para ahli kesehatan tentang virus tersebut. Dalam arti lain, masyarakat harus berhati-hati dalam menerima informasi," ujarnya dalam konferensi pers di BNPB, beberapa waktu lalu.
Lebih lanjut, dr Reisa mengatakan banyak kesalah pahaman informasi atau hoax yang disampaikan kepada masyarakat. Salah satunya yaitu, proses penularan virus corona yang diklaim dapat tersebar melalui udara.
Informasi hoax tersebut banyak ditemukan di media sosial hingga via chatting. Ternyata WHO dan pemerintah pun membantahnya.
"Setelah ditelusuri informasi itu kurang tepat. WHO masih menyatakan virus masih tertular melalui droplet. Jadi jaga jarak, memakai masker, dan rutin mencuci tangan masih menjadi cara terbaik untuk menurunkan risiko penulran Covid-19," terangnya.
Kabar hoax yang tersebar di masyarakat berakibat fatal, karena memicu adanya kepanikan. Dokter Reisa bilang khawatir merupakan hal yang wajar, namun masyarakat tetap harus memilah dan meilih informasi tentang Covid-19 itu.
"Lengkapi informasi dan pengetahuan kita dari sumber yang terpercaya agar kita dapat secara logis merespons infromasi tersebut. Bila kita sudah bisa melindungi diri dari informasi yang tidak benar, kita juga telah melindungi orang lain dari kepanikan," pungkasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)