Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa semua manusia mengalami pembentukan masa tulang sejak dalam kandungan hingga beranjak dewasa dan puncaknya pada usia 20 tahun.
Pada usia 35 tahun kepadatan tulang mengalami penurunan secara perlahan hingga ke usia 50 tahun. Wanita yang telah mengalami menopause lebih berisiko terkena osteoporosis dibandingkan pria.
Hal ini disebabkan oleh berkurangnya kadar estrogen yang berperan penting dalam menjaga kepadatan tulang. Karena itu, melalui peringatan Hari Osteoporosis Sedunia yang jatuh pada 20 Oktober 2020 ini diharapkan masyarakat lebih aware dalam menjaga kesehatan tulang.
"Osteoporosis adalah kondisi massa tulang berkurang (keropos) yang sering disebut Silent Killer karena bersifat diam dan sering kali tidak memiliki gejala sampai patah tulang pertama terjadi," ujar dr. Arif Soemarjono,M.D, Sp.KFR, FASCM beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Anya Geraldine Tampil Menggoda Terbalut Kain Transparan : Call Me Lingling
Selain itu, dokter Arif juga menjelaskan bahwa seringkali beredar mitos bahwa hanya orangtua yang dapat terserang osteoporosis. Padahal, wanita menopause juga lebih berisiko terserang osteoporosis. Menopause pada wanita pun dapat terjadi pada usia yang beragam.
"Ada beberapa mitos osteoporosis yang beredar di masyarakat seperti hanya wanita menopause yang bisa terkena osteoporosis, osteoporosis hanya bisa terjadi pada usia tua, osteoporosis tidak menyebabkan patah tulang, penderita osteoporosis dapat merasakan tulangnya semakin lemah, nyeri sendi disebabkan oleh obesitas dan asam urat,” jelas dr. Arif.
Selain osteoporosis, ada juga kelainan pembesaran pada tulang yang menyebabkan peradangan pada sendi. Hal ini membuat penderita sering merasakan nyeri sendi atau pegal-pegal.
Follow Berita Okezone di Google News