TEKNOLOGI medis semakin canggih, termasuk untuk sunat. Namun tahukah Moms, kalau sunat dengan teknik electrical cauter memiliki risiko tinggi penyakit.
Sunat adalah operasi pengangkatan atau pelepasan kulup atau kulit yang menutupi ujung penis. Sunat diyakini dapat menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan kanker penis, serta membersihkan alat kelamin.
Namun sebelum sunat dilakukan, ada baiknya orangtua mencari tahu lebih dalam mengenai teknik sunat dan tenaga medis yang tepat.
Saking banyaknya metode sunat yang ditawarkan, orangtua jangan sampai keliru memilih teknik sunat.
Ingat tidak dengan kisah bocah Pekalongan yang kepala kelaminnya ikut terpotong setelah disunat dengan menggunakan teknik itu? Peristiwa yang terjadi pada September 2018 itu sungguh memilukan.
Bukan bahagia, yang ada malah derita. Nah, inilah salah satu risiko yang tentu saja akan memengaruhi kondisi psikologis dan fisik korban kelak ketika dia dewasa.
Ada juga laporan kasus yang dipublikasikan dalam British Medical Journal pada Januari 2013. Kasus ini jauh lebih mengerikan. Karena menggunakan teknik electric cauter, seorang bocah 7 tahun penisnya akhirnya harus diamputasi karena efek menggunakan teknik tersebut.
Anak itu dilarikan ke pusat oksigen hiperbarik karena sianosis pada kelenjar penisnya. Ia menjalani pengobatan yang dilakukan dengan cara memberikan oksigen murni di dalam ruangan khusus bertekanan udara tinggi.
Dia dilaporkan telah disunat pada hari yang sama dengan menggunakan perangkat elektrokauter monopolar. Sayangnya, elektrokauter menyebabkan luka bakar yang parah pada kelenjar penis si anak.
Pada pemeriksaan, ia mengalami nekrosis atau kondisi cedera pada sel yang mengakibatkan kematian dini sel-sel dan jaringan hidup pada kelenjar dan batang penis.
Meski terlihat aman, namun penggunaan elektro kauter monopolar, mengakibatkan kecelakaan yang dramatis pada pasien tersebut. Memang, ketika elektroda monopolar digunakan, arus listrik yang dibawa hanya menyebabkan sedikit luka bakar pada penis.
Namun, ternyata luka yang diakibatkan teknik itu memburuk dan mengakibatkan hilangnya jaringan yang signifikan yang melibatkan seluruh kelenjar dan bagian distal batang penis. Alat kelamin anak tersebut akhirnya harus diamputasi.
Baca Juga: 6 Tips Menjaga Kesehatan Selama Musim Hujan
Diungkapkan dr Mahdian Nur Nasution, SpBS dari Rumah Sunat dr Mahdian, banyak orang mengira sunat laser berarti menggunakan sinar laser, tapi faktanya tidak. Istilah sunat laser ini sebenarnya keliru, tidak menggunakan sinar laser melainkan alat yang dinamakan electric cauter.
"Teknik electrical cauter ini adalah metode yang paling berbahaya. Jadi teknik yang digunakan electrical cauter itu memang alat yang digunakan untuk sunat yang paling berisiko terjadinya amputasi," ujar dr Mahdian lewat keterangan resminya yang diterima Okezone, Selasa (8/12/2020).
Follow Berita Okezone di Google News