Di sisi lain, akademi tersebut mendukung Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yang mengatakan bahwa mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin memerlukan pemantauan data dari setidaknya setengah dari peserta uji coba fase 3 selama setidaknya dua bulan setelah vaksinasi dan data uji coba lebih lanjut akan disediakan di luar jangka waktu tersebut.
Frazer mengatakan bahwa vaksin akan membutuhkan usaha ekstra mulai dari proses produksi, pendistribusian, penyimpanan, dan pengelolaannya di seluruh dunia. "Dan seluruh proses ini memakan waktu yang sangat panjang, mungkin hingga 2021," katanya. "Jika lengah, maka virus akan menyerang kembali," tambahnya.
Tinjauan tersebut pun menyoroti kasus kesehatan mental yang meningkat karena pandemi ini terbukti menimbulkan perasaan cemas pada banyak orang. "Sudah ada bukti bahwa lebih banyak orang mengembangkan masalah kesehatan mental untuk pertama kalinya, meningkatkan kekambuhan pada mereka yang sudah menderita penyakit mental sebelumnya, dan pada beberapa kasus memperburuk penyakit mental yang sudah ada," tulis para penulis.
Mereka pun melihat adanya keterlambatan dalam mencari atau mendapatkan perawatan untuk kondisi non-Covid-19, seperti stroke, infrak miokard, bedah akut, beberapa di antaranya sensitif terhadap waktu dan ada bukti bahwa penundaan presentasi dengan kondisi ini berdampak pada morbiditas dan mortalitas.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)