“Dengan teknik pengeboran side-track menggunakan HWU pada sumur-sumur re-entry, dan memanfaatkan komponen selubung pengeboran dari sumur-sumur lama, PHM berhasil menjaga keekonomian sumur-sumur pengembangan, antara lain karena tidak perlu membuat platform baru yang mahal harganya,” katanya.
Berkat berbagai inovasi tersebut, pada bulan Desember ini, PHM berhasil memecahkan dua rekor pengeboran tercepat, yaitu: di sumur delta TN-T165 di Lapangan Tunu dalam waktu 2,15 hari, dengan kedalaman 1.409 mMD, pada 8 Desember 2020, dan sumur offshore PK-B8.G1 di Lapangan Peciko dalam waktu 10,96 hari, dengan kedalaman 4.343 mMd, pada 25 Desember 2020. “Keberhasilan ini merupakan hasil keteguhan dalam merealisasikan usaha yang agresif dan kolaborasi multikeahlian yang menyiasati operasi dalam kondisi ekonomi yang penuh tantangan,” ujar Agus.
Terkait kegiatan operasi, Agus mengakui ada kasus penularan COVID-19 di kalangan pekerja di sejumlah site, namun hal itu tidak mengganggu jalannya kegiatan operasi PHM. Rasio penanganan tingkat kesembuhan mencapai 90% dan sampai saat ini tidak ada lapangan atau kegiatan operasi yang dihentikan sebagai akibat penularan COVID-19.
“Hal itu membuktikan kuatnya komitmen PHM untuk selalu kooperatif dan senantiasa mengembangkan sinergi dengan Pemerintah Kota maupun Satgas COVID-19 di Balikpapan, dalam hal penanganan pandemi selama 2020,” katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)