JAKARTA - Harga minyak turun pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB). Harga minyak turun karena kekhawatiran tentang melemahnya permintaan bahan bakar berlanjut dan prospek produksi OPEC+ yang lebih tinggi melebihi optimisme atas paket stimulus Amerika Serikat.
Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Februari menetap di USD50,86 per barel, jatuh 43 sen atau 0,84%, setelah diperdagangkan setinggi USD52,02 AS di awal sesi.
Sementara, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS ditutup pada USD47,62 per barel, turun 61 sen atau 1,26%, demikian dilansir dari Antara, Selasa (29/12/2020).
Baca Juga: Sambut Natal, Harga Minyak Naik Lebih dari 2%
Minyak menguat pada awal sesi perdagangan, dengan Brent naik di atas USD52 per barel, ketika Demokrat menargetkan pembayaran bantuan COVID-19, USD2.000 lebih besar setelah Presiden AS Donald Trump menandatangani kesepakatan stimulus USD2,3 triliun.
Presiden Donald Trump pada Minggu (27/12/2020) malam menandatangani rancangan undang-undang pengeluaran pemerintah dan paket bantuan COVID-19 menjadi undang-undang, mencegah penutupan pemerintah dan memberikan bantuan kepada individu dan bisnis saat pandemi memburuk.
Tetapi varian baru virus di Inggris telah menyebabkan pembatasan pergerakan diberlakukan kembali, memukul permintaan jangka pendek dan membebani harga, sementara rawat inap dan infeksi melonjak di beberapa bagian Eropa dan Afrika.
“Kami terus fokus pada pandemi ini dan apa yang akan terjadi pada Januari,” kata John Kilduff, mitra di Again Capital di New York. "Prospek lebih banyak penguncian semakin dekat dan saya pikir itulah yang menahan segalanya."
Follow Berita Okezone di Google News