Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Wajah Baru Posyandu, Makin Dekat ke Warga untuk Tuntaskan Stunting

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Kamis 26 Agustus 2021 10:50 WIB
https: img.okezone.com content 2021 08 26 620 2461376 wajah-baru-posyandu-makin-dekat-ke-warga-untuk-tuntaskan-stunting-UphGPFfWeh.jpg Peran penting Posyandu atasi masalah stunting (Foto : Instagram/@bhayangkari_pc_psgkayu_)
A A A

'POSYANDU Sahabat Masyarakat', begitu tagline terbaru Posyandu. Perubahan tak hanya ada pada tagline, melainkan juga logo.

Wajah baru Posyandu ini lahir pada 29 April 2021, tepat pada acara peringatan Hari Posyandu Nasional. Lewat wajah baru, diharapkan Posyandu dapat semakin sesuai dengan harapan masyarakat yaitu jadi wadah berinteraksi, belajar, mengedukasi, dan memberdayakan masyarakat itu sendiri.

"Keinginan kami, Posyandu juga dapat memberikan layanan dasar masyarakat yang terintegrasi, melayani mulai dari bayi hingga lansia, dan memberi peran terhadap penyiapan generasi penerus bangsa," terang dr. Imran Agus Nurali, SpKO, selaku Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Kesehatan, dalam keterangan resmi yang diterima MNC Portal, Rabu (25/8/2021).

Posyandu

(Foto : Instagram/@bhayangkari_pc_psgkayu_)

Harapan masyarakat akan Posyandu seperti itu, sambung Imran, berdasar hasil Riset Rebranding April 2021 dan diperkuat oleh laporan hasil Evaluasi Posyandu Aktif Juni 2021.

"Rebranding Posyandu bertujuan untuk melakukan perubahan terhadap kualitas pelayanan Posyandu agar ke depan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan semakin diminati masyarakat," sambung Imran.

Sejak dicanangkan pada 1986, berdasar data Profil Kesehatan Indonesia (2019), jumlah Posyandu di Indonesia meningkat pesat dari 25.000 menjadi 296.777. Peningkatan jumlah ini belum diikuti dengan peningkatan kualitas, hanya 63,6% yang merupakan Posyandu Aktif.

Berdasarkan hasil Riset Rebranding dan Evaluasi Posyandu Aktif, terang Imran, beberapa faktor yang masih menjadi penghambat dalam optimalisasi pelayanan posyandu adalah keterbatasan sumber dana, rigid-nya Sistem Informasi Posyandu, rekrutmen kader baru, kapasitas kader yang masih perlu ditingkatkan, motivasi masyarakat yang masih kurang untuk mengakses layanan Posyandu secara rutin, dan minimnya pembinaan Pokjanal dan Pokja Posyandu terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan aktivitas Posyandu.

"Kondisi ini semakin sulit lagi karena pandemi Covid-19 yang menurunkan angka cakupan nasional pelayanan Posyandu menjadi 21%. Data menurut Ditjen Kesmas yang diterbitkan pada 2020," ungkap Imran.

Posyandu

(Foto : Instagram/@ukm_puskesmas_belimbing)

Memang masih ada kendala untuk memaksimalkan peran Posyandu, namun beberapa upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani masalah tersebut.

Baca Juga : Orangtua Ragu Bawa Anak Imunisasi karena Covid-19, Satgas Tegaskan Posyandu Aman

Misalnya saja upaya meningkatkan dan menguatkan pelayanan Posyandu, antara lain diterbitkannya beberapa peraturan menteri yaitu Permendagri No.54 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelompok Kerja Operasional Pos Pelayanan Terpadu (Pokjanal), Permendagri Nomor 19 Tahun 2011 tentang Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di, dan Permendagri Nomor 18 Tahun 2018 tentang kedudukan Posyandu sebagai LKD.

Baca Juga : Tekan Stunting, Jokowi Ingin Posyandu Tetap Berlangsung Selama Pandemi

Namun demikian, upaya ini dinilai belum berjalan optimal. Ya, Pokjanal dan Pokja Posyandu misalnya, belum berperan dan berfungsi baik terhadap peningkatan kualitas pelayanan Posyandu, integrasi layanan sosial dasar dan transformasi Posyandu dari UKBM menjadi LKD juga belum berjalan sebagaimana aturannya.

Terlepas dari kondisi kurang mendukung yang masih dialami Posyandu hingga sekarang, dari survei online (Juni 2021) Evaluasi Posyandu sejumlah 4.883 (100%) responden menyatakan bahwa Posyandu sangat bermanfaat dan dibutuhkan oleh masyarakat. Walau demikian, hampir 90 persen responden menyatakan bahwa Posyandu perlu perubahan.

Follow Berita Okezone di Google News

Lalu, masyarakat juga berharap agar kedepan Posyandu dapat menjadi 'centre of excellence', pusat pelayanan yang terintegrasi, berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat, semakin diminati masyarakat, dan mengharapkan agar pemerintah mampu memfasilitasi sarana, prasarana, dan sumber daya manusia pengelola Posyandu.

"Dari sisi pemerintah, diharapkan juga bahwa Posyandu dapat menjadi 'one stop health services', memanfaatkan teknologi, dan menjadi wadah dalam melakukan pemantauan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat," terang Imran.

Sementara itu, Direktur Bina Penggerakan Lini Lapangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) I Made Yudhistira D., M.Psi, menerangkan bahwa Posyandu sangat strategis dalam mengedukasi masyarakat agar dapat terbebas dari masalah stunting.

Posyandu

(Foto : Instagram/@bhayangkari_pc_binjai_sum)

Gizi buruk yang masih kerap terjadi di banyak wilayah di Indonesia dapat diatasi dengan hadirnya Posyandu di tengah-tengah masyarakat, misalnya memberikan pemahaman atau pengetahuan mengenai gizi yang baik dan seimbang, bahaya infeksi berulang, maupun pentingnya memiliki sanitasi yang baik.

"Dengan semakin dekatnya Posyandu ke masyarakat, diharapkan masalah stunting dapat diatasi. Terlebih, salah satu program Posyandu adalah memantau secara rutin perkembangan balita mulai dari usia 0 hingga 24 bulan dengan kartu sehat secara gratis, ini bisa memaksimalkan edukasi," papar I Made.

"Kartu sehat yang disediakan Posyandu sangat membantu upaya monitor oleh kader atau petugas gizi atau bidan di Posyandu, dengan begitu dapat mengenali gejala yang dicurigai mengarah ke stunting sejak dini dan dapat diatasi dengan holistik," lanjutnya.

Sebagai tindak lanjut, terang I Made, BKKBN bekerja sama dengan Kemenkes, IBI, dan Tim Penggerak PKK akan membentuk Tim Pendamping Keluarga yang terdiri dari Bidan, Kader PKK, dan Kader KB.

"Tim ini akan melakukan pendampingan kepada keluarga dengan cara mengidentifikasi faktor risiko stunting dan melakukan pelayanan komunikasi, informasi, edukasi, dan memfasilitasi untuk hadir di pelayanan kesehatan termasuk Posyandu untuk mencegah risiko stunting," tambah I Made.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini