Dia melanjutkan, ketika Sekolah tatap muka dilakukan maka keamanan anak di bawah 12 tahun untuk sekolah tatap muka menjadi tanggung jawab orangtua, guru, maupun pihak lain yang bersinggungan dengan kegiatan sekolah tatap muka anak. "Sebab, penularan bisa terjadi sejak si anak keluar rumah, sampai di sekolah, hingga si anak pulang kembali ke rumah," katanya.
Prof Soedjatmiko yang juga merupakan bagian dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) maupun ITAGI menyatakan, anak-anak yang mengikuti pembelajaran tatap muka harus pakai masker double yang menutupi mulut, hidung, pipi, hingga dagunya.
Soal masker double, usahakan si anak mengenakan masker medis sesuai usianya sebagai masker pertama. Setelah itu, dilapis lagi dengan masker kain yang kembali sesuai dengan ukuran wajahnya. "Kalau mengandalkan masker kain saja yang tipis, bercak ludah bisa tembus, dan ini artinya virus tetap bisa masuk. Berbahaya sekali," terangnya.
Selain itu, salah satu momen yang harus diperhatikan adalah ketika anak pulang sekolah. Pasalnya, mereka yang sudah di atas 10 tahun berpotensi cenderung berbondong-bondong pulang sekolahnya. "Tidak hanya itu, kecenderungan mereka akan ngobrol-ngobrol dengan teman pun sangat bisa terjadi dan ini bisa membuat maskernya melorot sehingga risiko terpapar sangat mungkin terjadi," jelas dia.
Follow Berita Okezone di Google News