Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

China Bangun Pusat Karantina 5.000 Kamar Senilai Rp5,1 Triliun dalam 3 Bulan

Antara, Jurnalis · Selasa 05 Oktober 2021 10:59 WIB
https: img.okezone.com content 2021 10 05 620 2481434 china-bangun-pusat-karantina-5-000-kamar-senilai-rp5-1-triliun-dalam-3-bulan-bU7NAG3kxq.jpg Pusat karantina di Guangzhou, China yang menghabiskan biaya Rp5,1 triliun. (Foto: Antara)
A A A

BEIJING - Pemerintah China berhasil mewujudkan pusat karantina Covid-19 senilai USD360 juta atau sekitar Rp5,1 triliun di Kota Guangzhou yang terdiri dari 5.000 unit kamar.

Pusat karantina untuk menampung ribuan orang yang baru datang dari luar negeri tersebut dibangun hanya dalam tiga bulan, demikian dilaporkan pada laman berita lokal, Selasa (5/10/2021).

BACA JUGA: Bangun Rumah Sakit Dadakan 6 Hari, Pemerintah China Gunakan Tanah Arena Hiburan

Fasilitas Kesehatan Internasional Guangzhou itu dibangun di wilayah China selatan karena ibu kota Provinsi Guangdong itu sampai sekarang masih menjadi pusat penampungan utama pengguna jasa penerbangan internasional.

Para tamu bisa menjalani karantina selama 14 hari di fasilitas tersebut secara mandiri. Menurut laporan media GICexpat, berbagai kebutuhan di fasilitas karantina itu, terutama makanan dan minuman sehari-hari, akan dilayani oleh robot.

BACA JUGA: Muncul Kasus Covid-19 di Perbatasan, Bandara hingga Stasiun di Xinjiang Langsung Ditutup

Dengan adanya fasilitas tersebut, China sudah siap menampung orang-orang yang baru datang dari luar negeri.

Follow Berita Okezone di Google News

China pada 2022 akan menggelar hajatan besar, yakni Olimpiade Musim Dingin (Winter Olympic) di Beijing dan Asian Games di Hangzhou, Provinsi Zhejiang.

Seperti diberitakan ANTARA sebelumnya, fasilitas karantina tersebut dibangun di atas lahan seluas 250.000 meter persegi, dan setiap kamar terpisah satu dengan yang lain.

Fasilitas itu dibangun dengan menerapkan prosedur karantina yang lebih ketat daripada ruang isolasi di rumah sakit dan hotel yang sudah ada di China selama pandemi Covid-19.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini