Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Terbesar Nomor 2 Dunia, Panas Bumi di RI Tak Hanya Dijadikan Listik tapi Destinasi Wisata

Antara, Jurnalis · Rabu 06 Oktober 2021 19:08 WIB
https: img.okezone.com content 2021 10 06 620 2482345 terbesar-nomor-2-dunia-panas-bumi-di-ri-tak-hanya-dijadikan-listik-tapi-destinasi-wisata-FW3dWKT12o.jpg Panas Bumi (Foto: Okezone)
A A A

Menurut dia, tantangan pengembangan panas bumi adalah inovasi ke depan berupa beyond direct geothermal energy. Panas bumi bisa digunakan untuk katalis dekarbonisasi dan mencapai net zero emission pada 2060.

“Kami yakin panas bumi bisa jadi game changer dalam transisi energi dan upaya percepatan transisi energi,” kata dia.

Selain Ahmad Yuniarto, hadir dalam diskusi virtual yang digelar Dunia-Energi itu, Direktur Utama PT Medco Power Indonesia Eka Satria Djalins, Direktur Utama PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F Ibrahim dan Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Priyandaru Effendi.

Menurut Eka Satria, potensi panas bumi yang dimiliki di Indonesia bisa terus dikembangkan dan dioptimalkan dengan menyelesaikan tiga isu utama, yakni kebijakan, teknologi dan beyond electricity. Dengan terjawab ketiga isu tersebut, panas bumi diharapkan bisa menjadi backbone energy ke depannya.

Eka mengatakan potensi panas bumi di Indonesia sangat besar, namun realisasinya berupa Wilayah Kerja Panas Bumi yang sudah berproduksi masih sedikit. Untuk itu, semua stakeholder harus terlibat untuk menjawab dan menyelesaikan isu-isu yang ada dalam pengembangan panas bumi di Indonesia.

Menurut dia, ada tiga hal yang harus didiskusikan. Pertama, kebijakan yang akan mendorong pertumbuhan perkembangan energi. Selain itu, pengembang panas bumi harus memastikan teknologi yang dipraktekkan tepat guna, efisien, dan bisa menghasilkan energi yang efisien.

“Ketiga, kita harus melihat geothermal tidak hanya dari sisi produksi, namun juga beyond electricity,” kata dia.

Sementara itu, Riki Ibrahim mengungkapkan Indonesia memiliki visi 2045 harus berdikari dan pada momentum 100 tahun Indonesia merdeka harus mampu menciptakan ketahanan energi.

“Kalau tidak sekarang dilakukan, akan terlambat. Ini tidak mudah, sama beratnya dengan pandemi COVID-19. Isu climate change juga sama tantangannya,” kata dia.

Menurut Riki, untuk mengurangi uncertainty dari panas bumi, pemerintah sudah banyak memberikan insentif. Pengembangan panas bumi memang mahal, sehingga dibutuhkan pengembang yang serius dan punya komitmen.

“Hal ini penting mengingat pengembangan geothermal itu membutuhkan biaya di awal,” kata dia.

Follow Berita Okezone di Google News

(dni)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini