Alasan lainnya, setelah menyusui payudara melepaskan banyak jaringan yang juga dapat menyingkirkan sel-sel dengan DNA rusak yang dapat menimbulkan kanker.
Di sisi lain, saat wanita berada dalam periode menyusui, ada peran hormon prolaktin yang mengisi payudara akibat rangsangan isapan oleh bayi terhadap puting ibu, Hormon prolaktin dirangsang sehingga membanjiri payudara dan memproduksi ASI.
“Tetapi karena paparan terus menerus atau tidak pernah istirahat sehingga terjadi proses mutasi sehingga dihubungkanlah orang yang tidak pernah hamil dan menyusui berisiko terkena kanker payudara,” kata Walta.
Di Indonesia sendiri, sekira 70 persen pasien kanker payudara datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi stadium lanjut. Padahal bila kanker payudara terdeteksi lebih awal, akan ada lebih banyak pilihan perawatan dan kesempatan untuk bertahan hidup juga akan lebih besar bahkan bisa mencapai 95 persen apabila terdeteksi pada stadium pertama.
Follow Berita Okezone di Google News
(mrt)