Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

RI Tak Lagi Impor, Ini Cara Penuhi Kebutuhan BBM 1,5 Juta Barel di 2030

Ahmad Hudayanto, Jurnalis · Selasa 16 November 2021 19:45 WIB
https: img.okezone.com content 2021 11 16 620 2502807 ri-tak-lagi-impor-ini-cara-penuhi-kebutuhan-bbm-1-5-juta-barel-di-2030-FR9jbeczjo.jpg Cara Penuhi Kebutuhan BBM 1,5 Juta Barel. (Foto: Okezone.com/Shutterstock)
A A A

KPI akan beradaptasi dengan merencanakan produksi petrokimia dari bahan baku yang dihasilkan kilang. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi tantangan yang akan dihadapi dalam bisnis BBM yang dikelola ke depan. Selain karena pergeseran demand akibat transisi energi juga dipengaruhi gross margin bisnis pengolahan BBM yang masih tertekan.

“Selain mendapatkan USD54 per barel, KPI bisa membantu menekan CAD yang masih tinggi dengan rencana memproduksi produk petrokimia,” kata Joko Widi.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan Kementerian ESDM akan mendorong terus Pertamina menjalankan program mandatori biofuels berbasis hydrokarbon yang sudah tertuang dalam roadmap hingga 2030.

Pada September 2021, Menteri ESDM meluncurkan bioavtur untuk pesawat terbang yang sekaligus menunjukkan Indonesia sudah bisa memproduksi bioavtur dengan teknologi sendiri. “Untuk berbasis hydro karbon, di Plaju outputnya bioavtur. Di Cilacap sedang berjalan, termasuk pengembangan katalis di Cikampek,” kata Dadan.

Menurut Dadan, beberapa hal yang disiapkan terkait pemanfaatan green fuel dengan kilang adalah menyusun timeline persiapan implementasi beyond B30, menyepakati spesifikasi untuk pencampuran untuk beyond B30, memastikan ketersediaan feedstock, dan kesiapan badan usaha. Selain itu memastikan industri penunjang, mempersiapkan regulasi pendukung, mempersiapkan roadtest yang melibatkan stakeholder terkait serta memastikan ketersediaan pendanaan/insentif, infrastruktur pendukung dan melakukan sosialisasi secara masif.

Koordinator Pengolahan Migas Ditjen Migas Kementerian ESDM Muhidin mengatakan ke depan dengan pertumbuhan ekonomi, penduduk dan perkembangan yang ada kebutuhan migas meningkat.

“Dari sisi volume sangat besar harus diambil langkah strategis untuk mendukung dicapainya kedaulatan energi. Kalau kita tetap bergantung pada energi fosil dengan produksi yang minyak yang berkebutuhan pada bahan bakar sangat besar,” katanya.

Menurut Muhidin, pengembangan kilang dan GRR akan mengurangi impor BBM. Dengan pemanfaatan biofuel ketergantungan pada impor BBM juga akan berkurang.

“Di Pertamina juga ada kilang biorefinery. Ini terobosan bagus dengan bahan baku dari CPO mapun RBDPO (refined, bleached and deodorized palm oil). Ketergantungan juga akan berkurang dan selain itu produk yang dihaslikan ramah lingkungan sehingga emisi dari gas buang dan industri menjadi lebih bagus,” ungkapnya,

Follow Berita Okezone di Google News

(fbn)

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini