VARIAN Omicron akhirnya terdeteksi masuk ke Indonesia, setelah seorang pegawai kebersihan di RS Darurat Wisma Atlet Jakarta terdeteksi varian tersebut. Selain seorang pegawai kebersihan tersebut, ada lima lain yang dalam kondisi masih diduga Omicron.
Dari 5 kasus tersebut, 2 kasus adalah warganegara Indonesia (WNI) yang baru kembali dari Amerika Serikat dan Inggris. Sementara 3 lainnya adalah warganegara asing (WNA) yang berasal dari Tiongkok (China) dan datang ke Manado, Sulawesi Utara.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban mengatakan, meskipun kasus kematian akibat varian Omicron rendah, yang harus dipahami adalah apa yang terjadi di belahan dunia lain, belum tentu sama dengan yang terjadi di Indonesia.
"Ingin tahu Omicron? Lihat data Afsel. Kasus baru tinggi, kematian rendah. Tentu kematian bukan sekadar angka. Saya sadar itu. Mungkin juga tak akan sama “tingkah laku” Omicron di tiap negara. Tapi setidaknya sejauh ini begitu. Pandemi kan dinamis dan berubah-ubah. Terima kasih," tulis prof Zubairi di akun Twitternya @ProfesorZubairi.
Oleh karena itu, dia menilai kemunculan varian Omicron di Afrika Selatan tidak perlu terlalu dikhawatirkan meskipun tingkat penularan amat tinggi. Dia pun memaparkan data kasus kematian omicron yang terjadi di Afsel pada awal Desember ini.
"Data kematian Afsel, negara dengan kasus Omicron terbanyak. 25 November 144 jiwa, 26 November 12 jiwa, 27 November 8 jiwa, 28 November 6 jiwa, 29 November 25 jiwa," beber Zubairi dalam akun Twitter pribadinya.
Follow Berita Okezone di Google News