Sementara itu, disparitas harga solar non subsidi dengan solar subsidi yang sangat besar, membuka peluang adanya moral hazard, manipulasi data, dan lain-lain.
"Selisih harga sekarang ini bisa mencapai Rp7.000-an per liter solar. Bagaimana mungkin mengontrol perilaku dengan kondisi pasar yang sangat rawan semacam itu? Jadi Pemerintah harus melakukan pengawasan yang serius, penegakan hukum terkait penyelewengan solar subsidi, oleh industri, perkebunan sawit dan pertambangan batu bara," katanya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)