PENYAKIT hepatitis misterius memang menjadi concern Badan Kesehatan Dunia (WHO). Di Indonesia sendiri, kasus tersebut telah memakan korban beberapa anak meninggal dunia, diduga setelah terpapar hepatitis misterius tersebut.
Kemenkes juga menemukan data bahwa usia 5-9 tahun menjadi usia paling banyak dilaporkan. Sementara itu, kasus di usia 0-4 tahun ada 4 orang, usia 10-14 ada 4 pasien, dan 15-20 tahun ada 4 pasien.
Namun, berdasarkan kategori WHO mereka yang berusia di atas 16 tahun tidak lagi masuk dalam kategori pasien hepatitis misterius. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH menjelaskan sejumlah definisi kasus yang digunakan pada penyakit hepatitis, sesuai dengan istilah digunakan oleh WHO.
"Sama dengan dulu kasus Covid-19, ada yang suspek, ada yang OTG, dan lain-lain sampai konfirmasi. Nah pada kasus hepatitis pun seperti itu,” kata dr Syahril dalam laman resmi Kemenkes, Kamis (19/5/2022)
Melihat perkembangan kasus Hepatitis akut misterius pada anak, istilah kasus pertama adalah Confirmed. Bermakna belum ada kepastian, dengan konfirmasi positif (pasti) oleh WHO karena sedang dalam penelitian.
Dalam penjelasan kedua, ada Probable, yaitu hepatitis akut (virus non hepatitis A-E), yakni pada saat pemeriksaan laboratorium tidak ada hepatitis A sampai E, SGOT (Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase) atau SGPT (Serum Glutamic Pyruvic Transaminase) di atas 500 IU/L (internasional unit per liter), dan berusia di bawah 16 tahun.
Follow Berita Okezone di Google News