PENINGKATAN kasus cacar monyet memang membuat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakannya sebagai darurat global. Pasalnya, sudah 75 negara di dunia melaporkan kasus cacar monyet.
Meskipun sudah menyebar, tapi saat ini vaksin dan antivirus cacar monyet sudah tersedia. Dokter Reza Y. Purwoko, SpKK, dari Pusat Riset Kedokteran Praklinis dan Klinis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengatakan, vaksin dan antivirus cacar monyet memang sudah ditemukan meskipun penggunaannya masih sangat terbatas.
"Ada 2 vaksin cacar monyet yang sudah disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) yaitu JYNNEOS dan ACAM2000," terang dr Reza dalam webinar BRIN, belum lama ini.
Tapi, kedua vaksin tersebut masih belum diketahui dengan jelas efektivitasnya, pun efek jangka panjang penggunaannya. "Kedua vaksin ini masih dalam tahap penelitian untuk mengetahui bagaimana efektivitasnya maupun efek jangka panjangnya," papar dr Reza.
"Itu kenapa, kedua vaksin cacar monyet tersebut baru diberikan ke tenaga kesehatan sebagai bagian dari penelitian, belum bisa diberikan secara masal ke masyarakat dunia," tambahnya.
Lalu, untuk antivirus cacar monyet, dikatakan dr Reza, ada 3 obat yang sudah dipakai di beberapa negara. Adalah Tecovirimat (TPOXX), Cidofovir (Vistide), dan Brincidofovir (CMX001 atau Tembexa).
Obat Tecovirimat sendiri sudah lulus FDA, baik di level uji pada sel maupun uji hewan. "Pada fase 3 mungkin nanti BRIN akan ikut terlibat proses pengujiannya pada manusia," tambahnya.
Follow Berita Okezone di Google News