PRESIDEN Jokowi memang menginginkan angka prevalensi stunting berada di bawah 14 persen. Dia pun menargetkan angka ini dapat terjadi dalam 2 tahun ke depan.
Selain itu, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah juga akan melakukan intervensi terhadap gizi anak, kondisi rumah, dan ketersediaan air. Intervensi tersebut, lanjut Presiden, perlu dilakukan secara terpadu oleh seluruh pihak agar target 14 persen di tahun 2024 tercapai.
Oleh karena itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Medan bersama Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara melakukan penelitian program Integrasi, yang dinilai bisa mengatasi masalah stunting di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara.
Penelitian yang jadi salah satu inovasi menghasilkan IMUT. IMUT adalah Ikan, Maggot, Unggas dan Tanaman yang diklaim sebagai alternatif pemecahan masalah kerawanan pangan dan percepatan penurunan stunting.
Dampak positif dari IMUT, bermanfaat bagi lingkungan hidup untuk mengurangi sampah organik yang jumlahnya 60% dari total sampah di Kabupaten Mandailing Natal. Sampah organik diurai oleh maggot, maggot yang berprotein tinggi digunakan untuk campuran pakan ikan dan unggas. Kemudian hasil sisa penguraian sampah oleh maggot digunakan untuk pupuk tanaman yang dibudidayakan seperti tanaman sayuran dan tanaman obat.
“IMUT merupakan bentuk pemanfaatan pekarangan dengan budidaya ikan, maggot, unggas dan tanaman yang hasilnya dapat meningkatkan nilai ekonomi keluarga, pemenuhan gizi keluarga yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesehatan ibu dan anak serta mewujudkan green environment,” ujar Direktur Poltekkes Medan, Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, dalam Sehat Negeriku.
Follow Berita Okezone di Google News