JAKARTA - Pembangunan bandara khusus kargo di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan menggandeng investor dari Kanada untuk mendongkrak ekspor hasil kelautan dengan pola kerja sama closed loop.
"Kerja sama close loop adalah melibatkan nelayan untuk bisa bekerja sama dalam membudidayakan produk kelautan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan, Denon Prawiraatmadja dalam keterangan di Jakarta seperti dilansir Antara, Jakarta, Selasa (15/11/2022).
Hal ini disampaikan Denon usai Penandatanganan nota kesepahaman bersama antara PT Whitesky Facility, Canadian Commercial Corporation, dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) untuk melakukan studi dalam rangka pembangunan green airport, di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian dari pertemuan lanjutan B20 Summit.
BACA JUGA: B20 Summit, Adaro Minerals (ADMR) Pasok Aluminium ke Hyundai Motors
Denon menjelaskan, dengan model ini pihaknya juga ingin membangun kemampuan para nelayan, mulai dari penangkapan ikan yang modern dan ramah lingkungan, pengemasan hingga pemasaran yang lebih baik dengan mengoptimalkan fungsi bandara untuk pengiriman.
Denon berharap pada 2024 studi dan profil investasi sudah dapat diimplementasikan di Kaltara, sehingga hal ini dapat mendukung pembangunan ekonomi daerah tersebut.
Pihaknya juga berharap pada 2024 di Kaltara sudah berdiri dan beroperasi green airport dengan pembiayaan dari investor Kanada.
“Dalam nota kesepahaman disepakati bahwa Canadian Commercial Corporation akan mendukung studi dan pengembangan green airport di Kaltara dengan total estimasi rencana investasi sebesar USD200 juta atau setara dengan Rp3 triliun,” katanya.
Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang menjelaskan sebagai provinsi termuda di Kalimantan yang memiliki luas hampir setengah Pulau Jawa pihaknya sedang gencar melakukan pembangunan.
Follow Berita Okezone di Google News