INDONESIA memang tetap bisa mendaftarkan kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO, meskipun Singapura dan tiga negara tetangga lain telah melangkah duluan. Indonesia nantinya mengambil jalur single nation untuk menggaungkan Kebaya Goes to UNESCO.
Ketua Gerakan Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati mengatakan, hal itu bisa saja dilakukan jika keempat negara tersebut gagal membuktikan kepada UNESCO terkait pelestarian kebaya yang telah mereka klaim.
“Apakah bisa membuktikan bahwa 25 tahun yang lalu orang-orang disana sudah pakai kebaya, itu mereka berhak untuk mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda kepada UNESCO,” ujar Rahmi saat diwawancara via daring.
Meski begitu, proses pendaftaran kebaya sebagai warisan tak benda ke UNESCO juga memiliki proses yang tak instan. Pasalnya, selain harus menunggu hasil dari pendaftaran keempat negara tersebut, Indonesia juga warisan budaya apa saja yang menjadi prioritas untuk didaftarkan ke UNESCO.
Pasalnya, tak hanya kebaya, dalam beberapa tahun belakangan, Indonesia juga telah memproses beberapa warisan budaya untuk didaftarkan ke UNESCO, mulai dari jamu, hingga Reog yang prosesnya bahkan telah dilakukan sejak 2011 lalu.
“Untuk yang single nomination itu cuma boleh satu jenis budaya dalam waktu dua tahun. Nah, kita kan tahun lalu sudah masukin jamu. Sekarang kan jamu berproses. Nah, udah ada lagi nih beberapa jenis budaya yang siap (untuk didaftarkan ke UNESCO),” tuturnya.
Follow Berita Okezone di Google News