Kumpulan Berita
Musim liburan di bulan Desember, mulai dari Natal hingga Tahun Baru, identik dengan makanan lezat dan momen berkumpul bersama orang tercinta. Namun, bagi banyak orang, terutama mereka yang sensitif terhadap gula darah atau mengidap diabetes, periode ini juga bisa menjadi tantangan kesehatan.
Memasuki bulan Desember identik dengan menyambut musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru). Tentunya liburan juga identik dengan makanan lezat, pesta, dan pesta makan bersama keluarga atau teman.
Viral di media sosial perdebatan terkait konsumsi minuman isotonik yang beredar di pasaran. Minuman tersebut mengklaim mengandung vitamin C yang tinggi, namun komposisinya ternyata didominasi oleh gula dengan berat 40 gram per botolnya.
Konsumsi gula berlebihan dapat memicu berbagai penyakit serius seperti diabetes, tekanan darah tinggi, obesitas, penyakit hati berlemak, dan peradangan kronis. Batasi asupan gula untuk kesehatan jantung dan organ vital lainnya.
Striker Timnas Indonesia Ole Romeny terapkan diet tanpa gula demi pulih dari patah tulang. Benarkah mengurangi gula bisa mempercepat penyembuhan? Simak penjelasan medis dan statistik terkait diabetes dan risiko patah tulang.
Studi terhadap 82.000 wanita menunjukkan tidur kurang dari 5 jam meningkatkan risiko kematian hingga 15%. Tidur 6-7 jam adalah ideal. Pola tidur mempengaruhi metabolisme dan kesehatan jangka panjang.
Seblak, kuliner Indonesia, viral di Thailand. Dokter mengingatkan bahaya konsumsi berlebihan, seperti gangguan lambung, obesitas, dan diabetes. Tips aman konsumsi seblak: batasi porsi, pilih isian sehat, dan kurangi rasa pedas/asin.
Tren makanan manis meningkatkan risiko diabetes. Kenali 4 ciri diabetes akut: muntah, sakit perut, napas bau, dan sesak napas. Deteksi dini penting untuk mencegah komplikasi serius. Jaga pola hidup sehat!