Kumpulan Berita
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menyebutkan, bencana hidrometeorologi basah mendominasi kejadian bencana di Indonesia.
Kapolri melakukan pengecekan langsung terhadap sarana dan prasarana (sarpras) serta jajaran personel terkait kesiapan menghadapi bencana alam hidrometeorologi basah, seperti banjir, tanah longsor, hingga angin kencang, menjelang puncak musim hujan November 2025-Februari 2026.
Berdasarkan pantauan kejadian bencana di seluruh Indonesia pada periode Jumat 17 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB hingga Sabtu 18 Oktober 2025 pukul 07.00 WIB, tercatat fenomena hidrometeorologi mendominasi kejadian bencana di beberapa wilayah, seperti angin kencang, cuaca ekstrem, dan hujan.
Bencana hidrometeorologi basah melanda sejumlah wilayah di Indonesia pada periode 21??"22 Juni 2025. Salah satunya adalah banjir yang melanda Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat beberapa kejadian bencana di Tanah Air terjadi pada akhir Mei 2025.
BNPB mencatat bencana hidrometeorologi basah berupa banjir masih melanda sejumlah wilayah Tanah Air hingga Sabtu (5/4/2025).
Cuaca ekstrem masih melanda sejumlah wilayah di Indonesia tak terkecuali wilayah Jawa Barat yang turut dilanda bencana hidrometeorologi basah.
BPBD DKI Jakarta berkolaborasi dengan BMKG dan TNI Angkatan Udara melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) kedua.