Sejumlah ahli sudah lama mengetahui kesepian atau perasaan terisolasi dapat menyebabkan kecemasan, depresi dan demensia pada orang dewasa. Respons sistem kekebalan tubuh yang melemah, tingginya tingkat obesitas, tekanan darah, penyakit jantung, dan harapan hidup yang lebih pendek juga dapat menjadi faktor berpengaruh.
Sedangkan pada anak-anak yang punya sedikit teman, terintimidasi atau terisolasi di sekolah cenderung mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, depresi, dan beberapa kelambanan dalam perkembangan.
(Baca Juga : Ini Alasan Mengapa Masyarakat Sukar Melakukan Physical Distancing)
Meski begitu, Kepala Bagian Psikologi di Rumah Sakit Anak San Antonio, Elena Mikalsen, mengatakan belum ada catatan yang bisa digunakan, terkait pandemi global seperti COVID-19. "Studi yang dilakukan lebih mengarah pada isolasi secara paksa tanpa adanya dukungan," papar Elena Mikalsen.
Elena menambahkan, suatu hal yang sangat membantu ketika seluruh dunia berada dalam situasi yang sama, yang mengarah pada perkembangan strategi penanganan yang cepat dari berbagai sumber, termasuk teman, sekolah, dan bisnis.
(Baca Juga : Benda-Benda di Rumah yang Perlu Disemprot Disinfektan)
"Situasi yang kita hadapi sekarang, begitu banyak dukungan sosial yang merupakan salah satu indikator besar tentang baiknya kesehatan seseorang termasuk kesehatan mental,"pungkasnya.
Hubungan sosial memang sangat diperlukan tidak hanya untuk memerangi pandemi, tetapi untuk membangun kembali dan memulihkan diri. Namun, apapun istilah kata yang dipakai, yang paling terpenting adalah Pandemi Corona ini segera berakhir.
Follow Berita Okezone di Google News
(ful)