Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Cara Rasulullah Menentukan Awal Ramadhan

Novie Fauziah, Jurnalis · Selasa 21 April 2020 00:21 WIB
https: img.okezone.com content 2020 04 20 620 2202211 cara-rasulullah-menentukan-awal-ramadhan-DNzG3rbKza.jpg Cara Rasulullah Menentukan Awal Ramadhan (Foto: Okezone)
A A A

Selanjutnya, di dalam hisab ini juga tidak bisa sembarangan. Pasalnya, perhitungannya dilakukan para ahli falak (astronomi) yang profesional, dan matang dari segi keilmuan dan rumus khusus dalam Ilmu Falak. Hisab mempunyai akurasi yang presisi yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Karenanya banyak ulama kita juga memanfaatkan metode hisab. Bahkan ada yang mengkolaborasikan sebagai acuan dasar sebelum Rukyatul hilal, maka dipakai metode Hisab sebagai bahan acuan dasar Waktu dan posisi untuk melihat Hilal. Secara sederhana perbedaan ini terletak pada konsep wujudul hilal (keberadaan hilal) bagi golongan yang menggunakan metode hisab murni," tuturnya.

Bahwa ada juga keyakinan sebagian para ulama bahwa “melihat hilal” dipahami sebagai melihat tidak harus dengan mata kepala, tetapi juga bisa menggunakan ilmu hisab, atau ilmu Falak. "Dimana dengan metode hisab, posisi hilal akan bisa diprediksi ada, sekalipun. Mungkin wujudnya tidak terlihat. Namun dipastikan ada, keluar, dan bisa ditentukan awal dan akhir puasa Ramadhan,"

(Baca Juga : Bintang Tsurayya Muncul, Tanda-Tanda Wabah Corona Berakhir?)

Dasar hukum metode Hisab:

لَا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلَا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Artinya:"Tidaklah mungkin matahari mengejar bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang, dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (QS.Yasin: 40).

Dan hadits Nabi Muhammad SAW:

صوموا لرؤيته ـ أي الهلال ـ وأفطروا لرؤيته، فإن غم عليكم فاقدروا له

Artinya:"Berpuasalah kalian dengan melihat (bulan) dan berbukalah (berlebaran) dengan melihat bulan, jika terhalang oleh kalian melihat bulan maka taqdirkanlah”

Makna dari Hadits Rasulullah SAW yang menyatakan; “Jika bulan tidak terlihat, maka taqdirkanlah”. Kata “faqdurulah” ditafsirkan dengan: قدروه بحسب المنازل. (perkirakanlah dengan ilmu hisab, Ilmu Falak).

Bahwasanya metode penentuan awal Ramadhan dan kriteria penetapan kapan awal Ramadhan, serta lebaran sangat variatif. Khususnya dalam dua metode baik Rukyatulhilal dan Metode Hisab tidak mengherankan jika terjadi perbedaan dalam memulai puasa Ramadhan di antar negara.

Terlebih dibeberapa negara mayoritas kaum muslim di seluruh dunia tidak senada dengan Arab Saudi dalam menentukan Ramdhan. Oleh karenanya sangat penting dalam berikhtiar untuk berusaha menyatukan perbedaan-perbedaan tersebut. "Walaupun perbedaan sendiri adalah Rahmat bagi umat Islam," ujar Ustadz Ainul Yaqin.

"Yang terpenting saling menghargai, menjaga, menghormati pilihan atau ketaatan umat pada para pemimpin dan Ulama' masing masing, sebab ibadah puasa adalah ibadah yang langsung dinilai Allah SWT. Bukan arogansi atau nilai politisnya, namun keikhlasan dan capaian agar mendapatkan ridha Allah SWT," tambahnya.

Kemudian, kata ustadz Ainul Yaqin, sebagai muslim yang baik maka ikutlah keputusan atau ketetapan Ulil Amri dari wilayah atau negara masing-masing, sebagai bukti ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya.

"Apa yang diputuskan oleh umara' kita pasti dengan pertimbangan matang dan melalui mekanisme panjang, yakni melibatkan banyak pakar, dari ulama hingga ahli astronomi. Semuanya melalui kajian komprehensif dan sempurna, ikuti dan taati Insya Allah kita mendapatkan Ridha-Nya," katanya.

Allah berfirman:

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَأَطِيعُوا۟ ٱلرَّسُولَ وَأُو۟لِى ٱلْأَمْرِ مِنكُمْ ۖ فَإِن تَنَٰزَعْتُمْ فِى شَىْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى ٱللَّهِ وَٱلرَّسُولِ إِن كُنتُمْ تُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۚ ذَٰلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya."(QS.An-Nisa:59).

Follow Berita Okezone di Google News

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini