Lebih lanjut dia menjelaskan, metode pernapasan Wim Hof sejatinya memang memaksimalkan oksigen memakai hyper ventilation. Artinya akan lebih banyak oksigen masuk yang telah disesuaikan dengan kadar karbondioksida.
Alhasil, selain tidak mengalami gejala batuk, Tung juga mampu mengontrol tubuhnya saat terkena serangan panik, kesulitan bernapas, hingga demam tinggi yang memaksanya mengenakan masker oksigen.
"Sempat dikasih masker oksigen karena demamnya luar biasa tinggi. Tetapi saya tetap melakukan pernapasan Wim Hof meski mengenakan masker oksigen. Ternyata, pada saat diambil analisa gas darah, melalui arteri saya, dokternya malah heran," ungkap Tung Desem.
(Foto : @tungdesemwaringin.tdw/Instagram)
"Mereka bilang saya ini pengecualian dari pasien-pasien COVID-19 yang lain. Kebanyakan di antara mereka kadar oksigennya rendah. Padahal kadar normal oksigen itu antara 80-108. Sedangkan saya 158. Mereka tanya saya pakai apa? Saya mengaku menjalani teknik pernapasan Wim Hof," timpalnya.
(Baca Juga : Kenal Lebih Dekat dengan Wim Hof, Pencetus Teknik Pernapasan Wim Hof Breathing)
Setelah hampir satu bulan mendapat perawatan intensif di rumah sakit, pihak dokter rupanya masih enggan memberikan surat sehat kepada Tung Desem Waringin. Mereka menganggap kondisinya belum dalam kondisi normal.
"Saya bilang, tidak normalnya kondisi itu kan kalau pasien masih dinyatakan positif. Tapi mereka khawatir dan meminta saya membatasi penggunaan metode Wim Hof. Setelah beberapa hari, puji Tuhan kadarnya turun meski masih di atas normal yakni, 110," ujar Tung Desem.
"Intinya teknik pernapasan Wim Hof ini amat sangat membantu dan mempercepat penyembuhan saya. Karena kadar oksigen di tubuh saya tinggi, saya jadi lebih segar dan lebih sehat. Puji Tuhan metode ini benar-benar sangat membantu saya," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(ful)
