DI SAAT Inggris mulai melonggarkan penguncian (lockdown) Covid-19, banyak tenaga kesehatan di negara itu yang khawatir akan kemungkinan terjadinya gelombang kedua penyebaran virus corona. Kekhawatiran itu menjadi hal yang wajar mengingat Inggris merupakan salah satu negara dengan jumlah kasus dan kematian tertinggi di dunia akibat penyakit itu.
Dalam situasi tersebut, tiga dokter warga negara Indonesia yang bekerja di tiga rumah sakit berbeda di Inggris menceritakan pengalaman mereka saat Inggris berada di puncak penyebaran Covid-19, mulai akhir Maret sampai April, kepada BBC News Indonesia.
Dyah Mustikaning Pitha Prawesti adalah dokter spesialis kandungan dan kebidanan di Chelsea and Westminster Hospital di London mengatakan bahwa selama puncak pandemi dia menangani beberapa ibu hamil yang positif terinfeksi Covid-19.
Foto: Pitha.
Salah satu pengalaman tersulitnya adalah saat harus menginkubasi seorang ibu hamil yang terinfeksi Covid-19, karena hanya memiliki sedikit oksigen dalam tubuh. Dengan kondisi pasien yang memburuk, dokter akhirnya melakukan operasi caesar untuk mengeluarkan bayi yang dikandungnya.
“Yang saya ingat adalah tatapan suaminya ketika dia harus keluar ruangan meninggalkan istrinya,” kata dokter yang akrab dipanggil Pitha itu kepada BBC.
“Dan saya seperti bisa membaca apa yang ada di pikiran suaminya. Apakah dia nanti akan punya kesempatan lagi melihat istrinya, Ibu dari bayi yang baru dilahirkannya.”
Di Chase Farm Hospital, London, dokter bedah mulut Devie Falinda juga memiliki pengalaman yang sulit saat menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 di Ibu Kota Inggris itu.
Foto: Devie Falinda.
“Salah satu pengalaman tersulit adalah saat merawat seorang kakek berusia 80 tahunan yang terinfeksi virus corona dan mengalami luka robek di wajah,” ungkap Devie.
“Dari raut wajahnya nampak sekali kalau beliau sangat kesakitan dan ketakutan. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk membantu beliau dan memberikan dukungan secara psikis.”
Follow Berita Okezone di Google News