Sebagai perbandingan, pada 2017 ada 37 emiten baru yang melantai di bursa, kemudian setahun berselang ada 57 emiten baru yang asuk ke lantai bursa. Selanjutanya pada 2019, memang ada sedikit penurunan karena hanya mampu menarik 55 perusahaan saja.
"Pencatatan saham sampai 19 Juni 2020, (terjadi) fluktuasi dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat. Pada 2018 capai record paling tinggi, lalu 2019 ada 55," jelasnya.
Nyoman menambahkan, selain IPO, ada juga pencatatan reksa dana yang bisa diperdagangkan di bursa atau Exchange Traded Fund (ETF) yang saat ini tercatat baru 7 produk, dan akan adaada 2 ETF lagi dalam rencana penerbitan (pipeline).
"Obligasi, sudah ada tercatat baru 1 dan pipeline masih ada 5 (obligasi)," ucapnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(dni)