Bukan sumber penularan utama
Sementara itu, Ramainya pemberitaan penyebaran virus corona lewat udara (airborne), ditanggapi oleh beberapa dokter, salah satunya dr Aditya Susilo, SpPD-KPTI. Dia juga merupakan dokter garda depan Covid-19.
Dokter Aditya menjelaskan, setelah WHO mengeluarkan rilis virus corona bisa menular lewat udara (airborne), langkah selanjutnya harus dilakukan penelitian lebih lanjut. Pasalnya, Covid-19 merupakan jenis penyakit baru disebabkan oleh virus, ini berbeda dengan TBC, influenza, hingga varisella yang umurnya sudah ratusan tahun.
"Untuk Covid-19, medis selalu coba untuk mempelajari kenyataan dan fakta. Fakta selalu berubah dalam kondisi di lapangan. Di awal WHO klaim droplet dan intubasi bisa berpotensi airborne. Pada saat itu, ada juga studi dikatakan bahwa virus ini mampu bertahan di udara. Nah WHO bilang itu bisa, tapi pada pasien intubasi," terangnya.
Bila benar Covid-19 bisa menular lewat airborne, Dokter Aditya yakin hal itu bukan menjadi sumber penularan utama. Semua butuh proses penelitian lebih lanjut dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat.
"Pada saat diklaim bisa menular dengan cara airborne, kalau betul, saya sendiri bilang ini bukan penularan utama. Informasi baru ini kita harus pelajari lagi," tuturnya.
Dokter Aditya yakin untuk saat ini penularan lewat airborne bisa terjadi dengan kondisi medis. Tapi jika bicara logika penularan virus corona bisa menular lewat airborne, sebenarnya ukuran droplets yang keluar dari hidung atau mulut sangat kecil, di bawah lima milimeter.
Alhasil, tidak mungkin droplets tersebut melayang-layang di udara terbuka, terlebih jika manusia saling jaga jarak. Masyarakat harus hati-hati dan dokter pun selalu mengikuti perkembangannya.
"Kalau dikatakan airborne, logikanya droplets kecil sekali di bawah 5 mm. Nah faktor gravitasi tentu tidak bisa melayang-layang di udara. Tapi ini harus hati-hati, saya harus mengecek perkembangannya," bebernya.
"Kita menunggu informasi yang lebih akurat, detil, tegas terkait hal ini. Karena ini jadi isu yang tidak kecil ke depannya," sambungnya.
Sebagai langkah pencegahan, Dokter Aditya pun menegaskan bahwa jaga jarak dan penggunaan masker tidak boleh dilewatkan. "Kalau betul airborne, masker itu sudah tidak bisa dinegosiasi, jaga jarak 2 meter bila berada satu ruangan dengan banyak orang," imbuhnya.
Follow Berita Okezone di Google News
(hel)