Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, pada Sabtu (8/8/2020) sekitar pukul 01.58 WIB dini hari erupsi kembali. Erupsi kali ini merupakan erupsi yang pertama di masa pandemi Covid-19 sejak 9 Juni 2019.
Dari letusan tersebut, terjadi kolom letusan yang cukup tinggi hingga 2.000 meter. Akibat peristiwa tersebut, empat kecamatan tertutup abu vulkanik antara lain Kecamatan Naman Teran, Berastagi, Simpang 4, dan Kecamatan Merdeka.
Diselimuti abu vulkanik, masyarakat di sana diimbau untuk menggunakan masker dan kacamata. Imbauan tersebut diberikan kepada masyarakat untuk meminimalisir dampak buruk kesehatan akibat abu vulkanik.
Abu vulkanik terbukti mengiritasi paru-paru secara langsung. Dalam penelitian berjudul 'Respiratory Health Effects of Volcanic Ash with Special Reference to Iceland' yang dipublikasi di National Library of Medicine, gejala pernapasan akut bisa terjadi pada mereka yang menghirup abu vulkanik.
Masalah pernapasan akut tersebut antara lain asma dan bronkitis. Lalu, dijelaskan juga di sana bahwa dampak buruk abu vulkanik yang terhirup adalah keparahan kondisi penyakit paru dan jantung yang sudah diderita sebelumnya.
Baca juga: Romantisme Pasutri Kontroversial Jerinx SID dan Nora Alexandra, Enggak Ada Lawan!
Bahayanya lagi, dikatakan bahwa seseorang yang terpapar abu vulkanik langsung meningkatkan risiko penyakit silikosis atau yang biasa dikenal dengan istilah miner's phthisis, grinder's asthma, atau potter's rot.
Follow Berita Okezone di Google News