3. Ancaman Covid Belum Berakhir
Sri Mulyani tekanan dan pengaruh covid-19 ini masih akan berlangsung lama. Adapun tekanan covid-19 tidak hanya terjadi di Indonesia namun di beberapa negara.
"Pandemi global yang dihadapi seluruh dunia menjadi situasi yang luar biasa, tanda-tanda covid-19 ini belum berakhir dan masih akan lama," ujar Sri Mulyani.
4. Tanda-Tanda Krisis
Sri Mulyani mengatakan, pandemi masih menjadi faktor utama yang menentukan kegiatan dan pemulihan ekonomi. Bahkan berbagai negara mulai memperlihatkan kontraksi ekonomi yang semakin nyata, baik di negara maju maupun negara berkembang.
"Pemulihan ekonomi kita sangat rapuh," ujarnya.
Baca Juga: Banyak Negara Resesi, Indonesia Harus Ngapain agar Selamat?
5. Jurus Sri Mulyani
Sri Mulyani mengatakan bakal fokus pada penyerapan belanja kementerian dan lembaga negara. Hal ini nantinya mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.
"Pemerintah tetap mengusahakan sampai akhir bulan ini Agustus-September beberapa kementerian kemarin sudah meningkat untuk akselerasinya pada minggu terakhir kemarin ini," ujar Sri Mulyani di Gedung DPR, Jakarta.
6. Waktu 1,5 Bulan Tak Cukup
Ekonom Indef Bhima Yudistira mengatakan waktu 1,5 bulan ini tidaklah cukup untuk menyelamatkan ekonomi Indonesia dari resesi.
"Sulit untuk keluar dari resesi karena konsumsi saat ini masih lemah," kata Bhima saat dihubungi di Jakarta, Jumat (28/8/2020).
Dia melanjutkan stimulus pemerintah seperti subsidi gaji terlambat disalurkan sehingga efek ke belanja masyarakat tidak akan langsung dirasakan.
"Realisasi PEN pun baru 25%, relatif rendah," katanya.
(kmj)
Follow Berita Okezone di Google News
(kmj)