Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Waspada, Berjemur Matahari Terlalu Lama Malah Sebabkan Kanker Payudara

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Sabtu 03 Oktober 2020 17:39 WIB
https: img.okezone.com content 2020 10 03 620 2287943 waspada-berjemur-matahari-terlalu-lama-malah-sebabkan-kanker-payudara-uxw9te6702.jpg Ilustrasi. (Foto: Shutterstock)
A A A

BANYAK sekali ditemukan masyarakat yang rajin berjemur sekarang ini. Upaya itu dimaksudkan untuk menghalau masuknya virus corona penyebab Covid-19.

Ya, anggapan semakin sering tubuh terpapar sinar matahari, maka semakin kecil kemungkinan virus corona dapat menyerang tubuh. Tapi, dalam menyikapi persoalan berjemur ini masyarakat perlu teredukasi dengan baik.

Sebab, menurut Dokter Onkologi Dr. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FACP, ada bahaya yang mengintai orang-orang yang doyan berjemur. Salah satu masalah yang bisa datang adalah kanker payudara.

Berjemur

Baca Juga: Sebelum Berjemur Sinar Matahari, Pelajari Indeks UV yang Aman bagi Tubuh

Ia menjelaskan, sinar UV yang terkandung di dalam sinar matahari itu adalah karsinogen atau zat penyebab kanker. Jadi, jika asupannya tidak terkontrol, maka berjemur yang Anda anggap baik untuk melawan corona, malah bisa berakibat buruk pada payudara Anda.

"Berjemur itu boleh saja, tapi tetap harus dengan aturan. Saya menyarankan untuk berjemur di bawah pukul 9 pagi dengan durasi cukup 15 hingga 30 menit," papar Prof Aru dalam Webinar Kupas Tuntas Kanker Payudara yang diinisiasi Yayasan Kanker Indonesia (YKI).

Dia melanjutkan, berjemur yang tidak sehat itu adalah membiarkan tubuh Anda terpapar dengan bebas sinar matahari di atas pukul 12 siang dan dengan durasi yang lama. "Kalau kata saya, berjemur di waktu ini bukannya baik, tapi malah kayak ikan asin," tegasnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Lebih lanjut, studi yang dilakukan oleh pemodel ekologi di University of Connecticut, memahami bahwa sinar ultraviolet dapat mengubah sel kulit manusia menjadi sel kanker. Hal ini terjadi karena energik dari spektrum elektromagnetik matahari yang terkenal merusak DNA dan juga mampu membunuh virus.

"Kami menemukan bahwa sinar ultraviolet paling kuat terkait dengan tingkat pertumbuhan Covid-19 yang lebih rendah," tulis para ilmuwan dalam salah satu publikasi, melansir dari New York Times.

Proyeksi efek secara keseluruhan menunjukkan bahwa penyakit akan menurun selama musim panas, dan kembali meningkat pada musim dingin berikutnya. Tetapi para peneliti memperingatkan bahwa ketidakpastian tentang studi ini masih tetap tinggi.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini