Belum lama ini Amerika Serikat mengumumkan pasien Covid-19 kambuh pertama di negaranya. Ia diketahui berusia 25 tahun, berasal dari Nevada. Si pasien didiagnosis Covid-19 pada April, lalu kembali terinfeksi pada Juni 2020.
Kemudian, laporan The Lancet menjelaskan bahwa ada hal yang mesti diperhatikan dari kejadian ini. Adalah si pasien tergolong muda dan sehat tanpa kondisi penyakit penyerta. Tidak hanya itu, bukan hanya positif Covid-19, tapi pasien tersebut diketahui mengidap dua jenis Covid-19 yang berbeda jenisnya. Di kondisi penyakit kedua, pasien mengalami situasi yang lebih serius, ada gangguan pernapasan yang membuatnya mesti dirawat di rumah sakit.
Dijelaskan HuffPost, kasus yang dialami anak muda berusia 25 tahun ini bukan satu-satunya yang terjadi dan menarik perhatian. Minggu ini, peneliti juga melaporkan kematian pertama pasien yang terinfeksi Covid-19 dua kali, ia adalah perempuan asal Belanda berusia 89 tahun yang sedang menjalani kemoterapi.
Dari dua kasus ini, peneliti percaya bahwa pasien Covid-19 memang bisa kambuh lagi dan saat infeksi kedua menyerang, situasinya lebih serius dari sebelumnya.
Tapi, di sisi lain para ahli juga memperingatkan agar masyarakat tidak usah terlalu khawatir tentang kasus ini. Apa alasannya?
1. Tindakan medis yang sudah dilakukan melindungi tubuh Anda dari infeksi kedua
Sejak awal pandemi, pejabat kesehatan menekankan bahwa pihaknya tidak tahu banyak perihal kekebalan tubuh terhadap Covid-19. Beberapa ahli percaya bahwa 90 persen pasien Covid-19 bergejala akan memiliki antibodi yang cukup untuk melawan pajanan lain terhadap virus.
Tapi, itu benar-benar tebakan yang tepat. Pusat Pengendalian dan Pencegahan penyakit Amerika Serikat (CDC) mengeluarkan pernyataan bahwa tidak ada yang tahu percis bagaimana kekebalan Covid-19 terbentuk di dalam tubuh pasien Covid-19, termasuk bagaimana dia bekerja dan berapa lama dia bertahan di tubuh pasien.
Baca Juga : Studi: Pasien Covid-19 Pria Berusia Lanjut Berisiko Tinggi Meninggal
Mengingat kekambuhan Covid-19 bisa terjadi, penting bagi penyintas untuk terus melakukan pencegahan ekstra. Bahkan, ini harus dilakukan meski vaksin sudah ada.
"Sampai vaksin nanti ada, langkah-langkah kesehatan masyarakat harus tetap dilakukan," kata Alvin Tran, asisten profesor di Departemen Administrasi dan Kebijakan Kesehatan di Universitas New Haven di Connecticut.
Ia menambahkan, dengan begitu untuk semua orang tanpa terkecuali harus tetap menggunakan masker dengan benar, jaga jarak aman, dan sering cuci tangan.
2. Kejadian kekambuhan Covid-19 masih jarang
Sulit bagi dokter atau peneliti untuk mengukur dengan tepat seberapa luas penyebaran Covid-19 berulang ini. Pakar penyakit infeksi yakin mengatakan bahwa kejadian seperti ini masih sangat jarang terjadi.
"Infeksi ulang Covid-19 tampaknya jarang terjadi," kata Sandra Kesh, spesialis penyakit menular di Westmed Medical Group. Ini bisa terlihat di Amerika Serikat, kasus kambuh itu 1 berbandung 7 juta kejadian.
Karena itu, Sandra menegaskan kepada masyarakat, terkhusus para penyintas, agar tidak usah khawatir. "Ini bukan alasan untuk khawatir," tegasnya. Meski begitu, kewaspadaan tetap harus dilakukan dengan disiplin menjalankan protokol kesehatan.
Follow Berita Okezone di Google News