Sejak awal pandemi, fakta membuktikan bahwa laki-laki dinilai lebih rentan terhadap paparan Covid-19 dibandingkan perempuan. Ini juga bisa dilihat banyaknya pasien Covid-19 laki-laki di rumah sakit, dibanding perempuan.
Bahkan, penelitian terbaru menjelaskan bahwa laki-laki lebih rentan meninggal dunia ketika dia terinfeksi Covid-19.
Dari data tersebut, para peneliti kemudian membuat semacam hipotesis yang menyatakan bahwa hormon testosteron yang dimiliki perempuan memiliki efek semacam perlindungan. Hormon estrogen juga dianggap meningkatkan kekebalan dan dapat membantu tubuh melawan virus jauh lebih baik daripada hormon testosteron yang dimiliki pria.
Tapi, peneliti juga menemukan fakta bahwa perempuan berusia lanjut memiliki kerentanan terpapar Covid-19. Ini terjadi karena hormon estrogen di dalam tubuhnya sudah menipis dan membuat virusnya jadi lebih mudah masuk dan menyerang.
Dokter Louise Newson, dokter umum dan spesialis menopause mengatakan bahwa perempuan memiliki respons yang lebih kuat terhadap infeksi, terutama pada virus, dibandingkan pria. Itu bisa terjadi karena perempuan memiliki sistem kekebalan yang berbeda.
Lebih lanjut, menurut laporan HuffPost, awal tahun ini para peneliti dari aplikasi Covid Symptom Study menentukan apakah wanita yang memasuki masa menopause lebih mungkin terpapar Covid-19.
Analisis data diambil dari 500.000 wanita anggota aplikasi dan menunjukkan fakta bahwa wanita pasca-menopause atau yang berusia 40-60 tahun diprediksi memiliki tingkat risiko tinggi terpapar Covid-19. Namun, fakta studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.
Catatan dalam hasil studi tersebut juga bahwa perempuan yang didata didasarkan pada orang yang memiliki gejala Covid-19, bukan pasien Covid-19. Karena itu, hasil penelitian ini menggunakan kata 'prediksi'.
Baca Juga : Dokter Reisa: Vaksin Covid-19 Pemerintah Sesuai WHO dan MUI
Pracetak studi ini juga melihat wanita yang menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi dan perempuan pasca-menopause yang menggunakan terapi penggantian hormon (HRT) diperkirakan berisiko rendah terpapar Covid-19.
Ini didasari oleh temuan peneliti, yaitu ada perempuan berusia 18-45 tahun, menggunakan pil kontrasepsi, dan setelah diteliti memiliki tingkat prediksi terpapar Covid-19-nya lebih rendah. Mereka juga dinilai jarang sekali melakukan perawatan ke rumah sakit.
Keluarnya penelitian ini disikapi peneliti sebagai suatu fakta yang harud dipertimbangkan dengan hati-hati. Sebab, studi ini memiliki kekurangan data tentang jenis HRT apa yang digunakan, rute pemberiannya bagaimana, durasi pengobatannya seperti apa, dan potensi komodibidtas juga.
Sementara itu, Dr Richard Quinton, seorang konsultan dan dosen senior endokrinologi di Royal Victoria Infirmary di Newcastle menjelaskan bahwa usia perlu menjadi indikator penting lainnya yang harus diperhatikan. Sebab, usia juga memengaruhi peningkatan risiko seseorang terpapar Covid-19.
"Jadi, sejatinya ini efek usia, bukan semata-mata karena hormon," tegasnya.
Dia melanjutkan, usia adalah prediktor terkuat untuk menentukan risiko kematian akibat Covid-19. Kelompok usia 50 tahun ke atas dinilai sangat rentan terpapar Covid-19. Ya, waktu yang sama dengan perempuan mulai mengalami menopause.
Di sisi lain, karena penelitian ini mengaitkan peranan kontrasepsi dengan tingginya paparan Covid-19, Haitham Hamoda, seorang konsultan ginekolog dan ketua British Menopause Society menyarankan agar perempuan tidak menghentikan penggunaan kontrasepsi.
"Secara keseluruhan, ini merupakan konsep yang menarik untuk penelitian berikutnya," komennya terhadap penelitian ini.
Follow Berita Okezone di Google News