Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Hormon Estrogen Lindungi Perempuan dari Covid-19, Benarkah?

Muhammad Sukardi, Jurnalis · Selasa 20 Oktober 2020 12:42 WIB
https: img.okezone.com content 2020 10 20 620 2296516 hormon-estrogen-lindungi-perempuan-dari-covid-19-benarkah-i9QcXgG43X.jpg Ilustrasi (Foto : Medicaldaily)
A A A

Sejak awal pandemi, fakta membuktikan bahwa laki-laki dinilai lebih rentan terhadap paparan Covid-19 dibandingkan perempuan. Ini juga bisa dilihat banyaknya pasien Covid-19 laki-laki di rumah sakit, dibanding perempuan.

Bahkan, penelitian terbaru menjelaskan bahwa laki-laki lebih rentan meninggal dunia ketika dia terinfeksi Covid-19.

Dari data tersebut, para peneliti kemudian membuat semacam hipotesis yang menyatakan bahwa hormon testosteron yang dimiliki perempuan memiliki efek semacam perlindungan. Hormon estrogen juga dianggap meningkatkan kekebalan dan dapat membantu tubuh melawan virus jauh lebih baik daripada hormon testosteron yang dimiliki pria.

Tapi, peneliti juga menemukan fakta bahwa perempuan berusia lanjut memiliki kerentanan terpapar Covid-19. Ini terjadi karena hormon estrogen di dalam tubuhnya sudah menipis dan membuat virusnya jadi lebih mudah masuk dan menyerang.

Dokter Louise Newson, dokter umum dan spesialis menopause mengatakan bahwa perempuan memiliki respons yang lebih kuat terhadap infeksi, terutama pada virus, dibandingkan pria. Itu bisa terjadi karena perempuan memiliki sistem kekebalan yang berbeda.

Pakai Masker

Lebih lanjut, menurut laporan HuffPost, awal tahun ini para peneliti dari aplikasi Covid Symptom Study menentukan apakah wanita yang memasuki masa menopause lebih mungkin terpapar Covid-19.

Analisis data diambil dari 500.000 wanita anggota aplikasi dan menunjukkan fakta bahwa wanita pasca-menopause atau yang berusia 40-60 tahun diprediksi memiliki tingkat risiko tinggi terpapar Covid-19. Namun, fakta studi ini belum ditinjau oleh rekan sejawat.

Catatan dalam hasil studi tersebut juga bahwa perempuan yang didata didasarkan pada orang yang memiliki gejala Covid-19, bukan pasien Covid-19. Karena itu, hasil penelitian ini menggunakan kata 'prediksi'.

Baca Juga : Dokter Reisa: Vaksin Covid-19 Pemerintah Sesuai WHO dan MUI

Pracetak studi ini juga melihat wanita yang menggunakan pil kontrasepsi oral kombinasi dan perempuan pasca-menopause yang menggunakan terapi penggantian hormon (HRT) diperkirakan berisiko rendah terpapar Covid-19.

Ini didasari oleh temuan peneliti, yaitu ada perempuan berusia 18-45 tahun, menggunakan pil kontrasepsi, dan setelah diteliti memiliki tingkat prediksi terpapar Covid-19-nya lebih rendah. Mereka juga dinilai jarang sekali melakukan perawatan ke rumah sakit.

Keluarnya penelitian ini disikapi peneliti sebagai suatu fakta yang harud dipertimbangkan dengan hati-hati. Sebab, studi ini memiliki kekurangan data tentang jenis HRT apa yang digunakan, rute pemberiannya bagaimana, durasi pengobatannya seperti apa, dan potensi komodibidtas juga.

Pakai Masker

Sementara itu, Dr Richard Quinton, seorang konsultan dan dosen senior endokrinologi di Royal Victoria Infirmary di Newcastle menjelaskan bahwa usia perlu menjadi indikator penting lainnya yang harus diperhatikan. Sebab, usia juga memengaruhi peningkatan risiko seseorang terpapar Covid-19.

"Jadi, sejatinya ini efek usia, bukan semata-mata karena hormon," tegasnya.

Dia melanjutkan, usia adalah prediktor terkuat untuk menentukan risiko kematian akibat Covid-19. Kelompok usia 50 tahun ke atas dinilai sangat rentan terpapar Covid-19. Ya, waktu yang sama dengan perempuan mulai mengalami menopause.

Di sisi lain, karena penelitian ini mengaitkan peranan kontrasepsi dengan tingginya paparan Covid-19, Haitham Hamoda, seorang konsultan ginekolog dan ketua British Menopause Society menyarankan agar perempuan tidak menghentikan penggunaan kontrasepsi.

"Secara keseluruhan, ini merupakan konsep yang menarik untuk penelitian berikutnya," komennya terhadap penelitian ini.

Follow Berita Okezone di Google News

Secara terpisah, penelitian serupa juga rupanya pernah dilakukan di China. Penelitian pracetak dari China itu mengamati pasien Covid-19 yang dirawat di rumah sakit karena Covid-19 dari Januari hingga Maret 2020. Peneliti melihat adanya korelasi antara status menstruasi, hormon seks, dengan prognosis Covid-19.

Jadi, penelitian di China ini menemukan fakta bahwa perempuan dengan tingkat estrogen yang rendah lebih mungkin terinfeksi Covid-19 yang parah dibandingkan perempuan yang estrogennya normal.

"Hormon E2 (suatu bentuk estrogen) dan AHM (hormon anti-müllerian) adalah faktor pelindung potensial yang dimiliki perempuan untuk melawan Covid-19," kesimpulan peneliti.

Isolasi Mandiri

Profesor Sir Stephen O'Rahilly, direktur MRC Metabolic Diseases Unit di University of Cambridge ikut bersuara di sini. Ia coba menerangkan soal apakah ketika seorang perempuan yang mengalami penurunan estrogen terbukti lebih rentan terpapar Covid-19. "Jika ada efek perlindungan yang diberikan estrogen, kemungkinannya ada," katanya.

Begitu juga yang diterangkan Sabra Klein, seorang ilmuwan yang mempelajari perbedaan jenis kelamin dalam infeksi virus, mengatakan bahwa jika estrogen menjadi salah satu kunci penting perlindungan perempuan dari paparan Covid-19, maka perempuan berusia lanjut akan mengalami nasib yang sama buruknya dengan pria lanjut usia.

Itu terjadi karena hormon estrogen dalam tubuh si perempuan tua sudah tak lagi banyak setelah menopause. Tapi, sayangnya itu tak terjadi di lapangan.

"Laki-laki yang lebih tua terinfeksi Covid-19 oleh banyak faktor dan itu menunjukkan kepada saya bahwa pasti ada sesuatu yang bersifat genetik atau sesuatu yang lain dan itu bukan hanya hormonal," tegasnya.

Faktor lain yang dapat memengaruhi kesenjangan gender, selain hormon, adalah jumlah reseptor ACE2 yang mana ini pintu masuk Covid-19 di tubuh pria dan perempuan. Ya, laki-laki lebih banyak memiliki ACE2 dibandingkan perempuan.

Tidak hanya itu, kenapa laki-laki dinilai lebih rentan terhadap paparan Covid-19 dibandingkan perempuan dipengaruhi juga oleh faktor gaya hidup. Ya, laki-laki dinilai lebih banyak yang merokok dan minum alkohol, dibandingkan perempuan.

1
2

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini