Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Kurangi Emisi Karbon di Industri Migas, Caranya?

Taufik Fajar, Jurnalis · Kamis 17 Juni 2021 20:56 WIB
https: img.okezone.com content 2021 06 17 620 2426927 kurangi-emisi-karbon-di-industri-migas-caranya-g6FFEdw2Id.jpg Industri Migas (Foto: Shutterstock)
A A A

JAKARTA - Pemerintah mempunyai strategi untuk mengurangi emisi karbon sebagaimana tertuang dalam perjanjian Paris Agreement. Sektor energi menjadi salah satu sektor yang digalakkan untuk mengurangi emisi karbon.

Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengatakan, pemanfaatan CO2 di dalam industri migas sangat penting. Jika dilihat emisi gas buang CO2 dari hasil produksi migas sangat tinggi, maka dengan pengelolaan emisi tersebut dapat dijadikan alat produksi minyak melalui mekanisme Enhanced Oil Recovery (EOR).

“Proyek CCUS (Carbon, Capture, Ulitization and Storage) bisa diintegrasikan dengan teknologi EOR di beberapa lapangan Migas seperti Lapangan Sukowati, Lapangan Limau Biru, dan Blok Tangguh. Teknologi CCUS yang meng-absorb karbon tadi bisa dimonetisasi,” katanya dalam webinar, Jakarta, Kamis (17/6/2021).

Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, RI Terima Rp1,5 Triliun dari Bank Dunia 

Teknologi CCUS ini merupakan solusi untuk mengurangi emisi karbon sesuai target NDC sektor energi sebesar 38% hingga 2030, dan dengan teknologi CCUS ini juga dapat meningkatkan produksi migas nasional melalui teknologi EOR.

Jika melihat dari Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia memiliki kontribusi penurunan emisi di sektor energi dengan batas waktu 2030 hanya 38%. Karena sektor yang lain mulai dari waste, industri, agriculture, dan juga forest jika dijumlahkan mencapai 62%.

“Target penurunan emisi di sektor energi dalam NDC hanya sekitar 38% di dalam meliputi berbagai sektor, di antaranya, transportasi, pembangkit listrik, industri migas,” jelas Satya.

Baca Juga: Sinyal Sri Mulyani Mau Naikkan Pajak Mobil Emisi Karbon Tinggi 

Adapun target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagaimana komitmen sektor energi yakni sebesar 314 – 398 Juta Ton Co2, pada tahun 2030, melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT), pelaksanaan efisiensi energi, dan konservasi energi, serta penerapan teknologi energi bersih.

Follow Berita Okezone di Google News

Target penurunan emisi GRK di sektor energi melalui pengembangan EBT sebesar 170,42 juta ton CO2. Kemudian untuk energi efisiensi target penurunan emisi mencapai 96,33 Juta ton CO2.

Selanjutnya, Clean Power (energi bersih) sebesar 31,80 juta ton CO2; fuel switching sebesar 10,02 juta ton CO2, dan post mining reclamation (perubahan lahan) sebesar 5,46 Juta ton CO2, sehingga jika dikalkulasikan sebesar 314 juta ton CO2.

“Kalau ini kita jalani berarti target 29% tahun 2039 bisa dicapai tentunya, tetapi renewable kalau kita lihat hari ini di 2020 EBT kita 11,2% itu primer, kalau jadi energi final sebesar 14%, dari target 28% di tahun 2030,” katanya.

Pada 2020 Indonesia berhasil memberikan kontribusi penurunan emisi GRK sebesar 64, 36 juta ton CO2 dari target 314 juta ton CO2 di 2030, maka rencana aksinya adalah mulai dari meningkatkan pembangkit listrik yang bersumber dari EBT, efisiensi energi, menggunakan Bahan Bakar Nabati (BBN), PLTU Cofiring Biomassa (subtitusi dari batubara), pemanfaatan kendaraan listrik, transisi ke green fuel dan teknologi energi bersih, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi sekitar 5% – 5.5% per tahun.

“Ini menjadi faktor yang utama karena Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) di design dengan pertumbuhan ekonomi 7% – 8% per tahun. Otomatis demand akan bertambah jika dibanding pertumbuhan ekonominya dibawah 5% – 5.5% pertahun,” tuturnya.

Realisasi penurunan emisi GRK di 2020 melebihi target yang ditetapkan. Di mana Pemerintah menarget di 2020 penurunan emisi GRK sebesar 58 juta ton CO2, sementara realisasinya sekitar 64 Juta ton CO2.

Akan tetapi, dalam waktu 10 tahun ke depan Indonesia harus mengurangi emisi sebesar 230 juta ton CO2, untuk mencapai target 314 juta ton CO2 di tahun 2030.

“Ini menjadi PR ke depan (mengurangi emisi karbon sebesar 230 juta ton CO2),” katanya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini