JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyebut, percepatan vaksinasi Covid-19 adalah untuk kepentingan umat Islam. Pasalnya, selama pandemi ini, kehidupan ulama dan umat amat terdampak.
(Baca juga: Vaksinasi Covid-19 di Jakarta, Dosis 1 Capai 119% dan Dosis 2 Capai 89,2%)
Wakil Sekretaris Jenderal MUI, KH Arif Fahrudin mengatakan, ulama bukan faktor pendukung dalam upaya vaksinasi. Ulama justru salah satu faktor penting percepatan vaksinasi.
“Berobat hukumnya wajib. Vaksinasi ini ikhtiar berobat. Dalam konsep ini, vaksinasi bertemu dengan kepentingan hukum Islam. Vaksinasi bukan hanya kepentingan pemerintah,” ujarnya dalam webinar yang diselenggarakan MUI bersama Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika.
(Baca juga: Breaking News! Kasus Positif Covid-19 Bertambah 611)
Dilanjutkannya, vaksinasi menjadi kepentingan ulama dan umat Islam. Sebab, dalam konteks Indonesia, korban terbesar pandemi adalah umat Islam. Ada ribuan ulama dan ratusan ribu umat meninggal karena Covid-19. Jutaan lain terinfeksi virus ini. “Covid-19 ini bahaya nyata,” sebutnya.
Oleh karena itu, dia mengajak para ulama dan dai untuk menyukseskan vaksinasi dan terus mengingatkan protokol kesehatan. Dengan kedua langkah itu, diharapkan pandemi bisa diatasi.
Sementara itu, Ketua Komisi Fatwa MUI KH Ahmad Zubaidi menambahkan, ada fakta menyedihkan di tengah pandemi di Indonesia. Ada sejumlah dai membahayakan umat dengan melarang protokol kesehatan hingga memprovokasi penolakan terhadap vaksinasi. Padahal, MUI telah mengeluarkan aneka fatwa jelas terkait pandemi ini.
Sayangnya, fatwa-fatwa itu tidak dijadikan rujukan. “Fatwa itu disusun oleh ulama berdasarkan pertimbangan matang. Ulama yang mewakili berbagai organisasi umat,” ujarnya.
Ia mengajak ulama dan dai tidak segan menegur umat yang mengabaikan protokol kesehatan. “Saya kalau bertemu umat di masjid tidak pakai masker, saya tegur. Kalau membantah, saya ajak dialog,” kata dia.
Upaya itu bagian dari tanggung jawab dai demi keselamatan umat. “Urusan dai bukan hanya menyampaikan soal mengaji. Keselamatan umat juga bagian tugas dai,” ujarnya.
Masalah pandemi, lanjutnya sudah ada banyak penjelasan dari para pakarnya baik dari segi Syariah ataupun saintis. Para dai diajak untuk mengacu kepada penjelasan-penjelasan utuh itu. “Jangan sepotong-sepotong agar tidak menimbulkan mudharat,” ujarnya.
Follow Berita Okezone di Google News