Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

BBM Premium Akan Hilang Sendiri, Pertalite Disubsidi?

Ahmad Hudayanto, Jurnalis · Kamis 13 Januari 2022 16:16 WIB
https: img.okezone.com content 2022 01 13 620 2531735 bbm-premium-akan-hilang-sendiri-pertalite-disubsidi-9vMcAEhI1h.jpg Pertalite Disubsidi? (Foto: Okezone)
A A A

JAKARTA - Menteri ESDM Arifin Tasrif menyebut BBM Premium akan menghilang dengan sendirinya. Saat ini rencana penghapusan BBM Premium belum dijalankan, namun kesadaran masyarakat menggunakan BBM yang lebih ramah lingkungan sudah terbangun.

"Premium itu kalau di Jawa hanya 0,3%. Saya rasa ini alami dan akan terganti oleh Pertalite. Masyarakat sendiri yang memutuskan," ujarnya dalam konferensi pers, Rabu 12 Januari 2022.

Jika nantinya BBM Premium benar-benar menghilang, pemerintah diminta tetap memberikan subsidi bagi Pertalite.

"Mengingat penjualan BBM Pertalite sangat besar, perlu dipertimbangkan oleh pemerintah agar menjadikan pertalite sebagai BBM bersubsidi. Dengan demikian selisih harga dengan pasar menjadi tanggung jawab APBN," kata Peneliti pada Asosiasi Ekonomi dan Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng.

Baca Juga: 6 Fakta BBM Premium Batal Dihapus, Ini Instruksi Jokowi dan Ahok Siap Jalankan

Menurutnya, Pertalite dan Pertamax 92 bukan BBM subsidi, namun dipersepsikan sebagai BBM subsidi. Harga jual Pertalite dan Pertamax 92 tidak bisa mengikuti pasar yang harga berlaku sebagaimana harga bbm non subsidi yang dijual SPBU swasta dan asing di Indonesia.

"Harga jualnya terkesan terpaksa tidak berani disesuaikan dengan kenaikan harga minyak dunia. Padahal kenyataannya Pesaing Bisnis Patra Niaga sudah melakukan rasionalisasi harga pada jenis BBM RON 90 setara Pertalite dan 92 setara Pertamax," katanya.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Dia menambahkan, jika pertalite dijadikan BBM subsidi maka ada kesempatan pemerintah menghapus premium. Mengingat premium telah dianggap sebagai bahan bakar kotor yang mencemari udara.

"Ini menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk menurunkan emisi co2," katanya.

Di sisi lain, harga minyak mentah saat ini sudah naik ke kisaran USD75-80 per barel. Namun, di tengah kenaikan harga minyak tersebut, Pertamina Patra Niaga sebagai Badan Usaha Niaga Umum Non-BUMN tidak memiliki mekanisme penyesuaian harga yang bersifat otomatis karena tidak ada regulasi pendukungnya.

"Pertamina Patra Niaga sub holding ritel Pertamina bisa mengalami kesulitan keuangan karena menjalankan bisnis BBM yang terpaksa membuatnya rugi," katanya.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini