KASUS Covid-19 di New York kembali mencatatkan kenaikan lantaran varian BA.2.12 dan BA.2.12.1. Kedua varian tersebut, mendominasi 80,6% dari infeksi Covid-19 di New York.
Departemen Kesehatan Negara Bagian New York menyebut, turunan dari Omicron tersebut memiliki mutasi yang dapat menghindari kekebalan. Kedua varian baru tersebut, turunan dari Omicron yang diperkirakan memiliki keunggulan pertumbuhan 23% – 27% di atas varian BA.2 asli.
Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof, Dr. Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM mengatakan, hingga saat ini belum ada laporan terkait vaksin gagal untuk melindungi diri dari Covid-19. Capaian vaksinasi Covid-19, menurut Zubairi membuat masyarakat lebih tahan terhadap virus Covid-19 dan varian baru ini.
"Dapat disimpulkan bahwa varian baru ini memang lebih mudah menular jadi membuat jumlah kasus di New York meningkat. Namun gejalanya ringan jadi belum ada laporan vaksin gagal melindungi," ujarnya.
Dia menegaskan bahwa para ahli optimistis dan didukung capaian vaksinasi telah capai 70 persen seperti di Indonesia. Sehingga mampu menekan angka dan mengurangi risiko mengalami sakit karena infeksi Omicron dan variannya.
Oleh karena itu, dia mengatakan masyarakat tidak perlu terlalu mengkhawatirkan keberadaan varian BA.2.12 dan BA.2.12.1. Meskipun kedua varian BA.2.12 dan BA.2.12.1 menjadi sorotan karena mendominasi kasus Covid-19 di Eropa dan Amerika.
Follow Berita Okezone di Google News