Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Pasca-Kenaikan BBM

Feby Novalius, Jurnalis · Kamis 08 September 2022 11:42 WIB
https: img.okezone.com content 2022 09 08 620 2663317 antisipasi-lonjakan-harga-pangan-pasca-kenaikan-bbm-s6I3GEt27x.jpg Antisipasi Kenaikan Harga Pangan Pasca-Kenaikan BBM. (Foto: Okezone.com)
A A A

JAKARTA - Pasca-kenaikan harga BBM subsidi, harga sejumlah bahan pokok mulai melambung. Menurut tabel harga Bappenas dan Kementerian Perdagangan (Kemendag), dalam seminggu belakangan harga bawang putih cenderung naik.

Guru Besar Institut Pertanian Bogor (IPB) Dwi Andreas pun mengingatkan Mendag Zulkifli Hasan untuk proaktif membuka keran impor bawang putih dan komiditas hortikultura lain, guna mencegah bertambahnya angka inflasi.

Baca Juga: Kendalikan Harga Bahan Pokok, Begini Cara Mendag Zulhas

Menurutnya jika pemerintah terlambat mengeluarkan izin impor bawang putih, bisa dipastikan harga akan melonjak tinggi. Hal tersebut berkaca pada pengalaman-pengalaman sebelumnya.

Saat ini, lanjut Andreas, kebutuhan bawang putih di Indonesia sekitar 600 ribu ton per tahun. Sehingga jika Kementerian Perdagangan menunda impor, hampir dipastikan harga bawang akan bergejolak.

“Saya amati terus sejak 2017-2019 kalau terlambat impor, pasti harga bisa diatas Rp60 ribu/kilogam,” kata Andreas, Kamis (8/9/2022).

Baca Juga: Harga-Harga Bahan Pokok Naik, Telur Masih di Atas Rp30.000/Kg

Andreas mewanti-wanti, agar Kemendag tidak terlambat membuka keran impor bawang putih. Pasalnya, kenaikan harga komoditas holtikultura akan terjadi akibat kenaikan harga BBM. Dikatakannya, besaran kebutuhan bawang putih sudah pasti, sehingga impornya sebenarnya sudah bisa dipastikan. Biasanya harga naik karena stok langka di pasaran. Dan berhubung produksi bawang putih di Indonesia sangan rendah, hanya sekitar 10 persen dari kebutuhan, maka sisanya harus ditutup oleh impor

“Bawang putih itu memang ketergantungan impor hampir 100%, kalaupun ada yang lokal, paling hanya bawang lanang di petani di Tawang Mangu, sedangkan hampir semua di pasaran dari impor,” imbuhnya.

Follow Berita Okezone di Google News

Dia menilai, belakangan impor hortikultura sudah baik, Karenanya, hal tersebut harus dijaga agar tak mengulang kebijakan impor yang lalu, yang kurang baik.

“Karena swasembada itu pasti gagal, wajib tanam tidak menjawab persoalan sesungguhnya dari bawang putih. Ternyata betul, kementan saat itu 2019 akhirnya kan gagal total,” jelasnya lagi.

Andreas menegaskan dirinya bukan membela siapapun. Namun jika harga mahal, maka yang dirugikan adalah konsumen. Sebaliknya, citra dan kinerja kemendag juga menjadi tidak baik, jika terjadi lonjakan harga.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini