Share
Nyalakan notifikasi untuk berita terbaru dari Okezone

Investasi Hulu Migas Diprediksi Naik 20%, Ini Pendorongnya

Clara Amelia, Jurnalis · Rabu 07 Desember 2022 12:56 WIB
https: img.okezone.com content 2022 12 07 620 2722308 investasi-hulu-migas-diprediksi-naik-20-ini-pendorongnya-MXnHRLhyUG.jpg Investasi Hulu Migas Diprediksi Naik 20% (Foto: Reuters)
A A A

JAKARTA - Nilai investasi di hulu migas sebesar USD10,8 miliar pada 2021, sementara tahun 2022 investasi di hulu migas Indonesia diproyeksikan mencapai USD13,2 miliar atau naik lebih dari 20%.

Tahun ini sejumlah international oil company seperti Petronas Carigali telah memenangkan lelang atas wilayah kerja (WK) migas North Ketapang. Sementara British Petroleum (BP) menjadi pemenang lelang atas WK Agung I dan Agung II. Petronas Carigali sendiri tahun lalu berhasil menemukan hidrokarbon berupa minyak dengan lajur alir awal sekitar 2.100 barel minyak per hari (bph) di WK Nort Madura II.

BACA JUGA:Transisi Energi, RI Siapkan Aturan Kurangi Emisi Karbon demi Optimalkan Produksi Migas 

Pengamat Ekonomi Energi Universitas Indonesia Berly Martawardaya, menyatakan sebagian besar cadangan migas yang proven dan unexploited baik onshore maupun offshore di Indonesia berada di kawasan timur.

“Ini memerlukan biaya penggalian dan operasi tinggi, sehingga kepastian hukum untuk investasi migas sangat penting,” kata Berly di Jakarta, Rabu (7/12/2022).

Menurut dia, revisi undang-undang migas merupakan salah satu langkah strategis yang mendesak dilakukan di luar upaya proaktif pemerintah untuk menggaet investor. Investasi migas masuk dalam kategori jangka panjang dengan tenor rata-rata lebih dari 20 tahun, sehingga hasil yang diperoleh tidak bisa dinikmati secara cepat.

BACA JUGA:28 Kesepakatan Industri Migas, RI Bisa Kantongi Rp36 Triliun 

Hal senada sebelumnya juga diungkapkan Pengamat Energi Tumbur Parlindungan. Menurut dia, di tengah harga komoditas yang cukup tinggi, target investasi yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai. Hal ini didukung kebutuhan energi yang meningkat seiring membaiknya ekonomi dunia pasca pandemi COVID-19.

Minat investor juga meningkat seiring tersedianya pilihan blok dengan kualitas baik serta didukung ekosistem investasi, kebijakan fiskal dan iklim investasi. Pasalnya, investasi di sektor migas merupakan investasi jangka panjang, sehingga kepastian hukum (contract sanctity) menjadi keharusan.

"Investasi migas yang menggerakkan ekonomi Indonesia selama ini. Kalau kita mau ada pertumbuhan ekonomi yang baik, tentu saja sektor energi adalah sektor utama yang perlu diperbaiki," tegas dia.

 

Follow Berita Okezone di Google News

Sebagai catatan, kebijakan proaktif pemerintah di sektor hulu migas diantaranya percepatan proses perizinan investasi. Dari target waktu penyelesaian maksimal 3 hari, pada Oktober 2022 rata-rata waktu penyelesaian perizinan di sektor hulu migas hanya 1,03 hari. Cepatnya proses perizinan telah mendorong kontraktor segera melanjutkan rencana kerjanya.

Selama ini perizinan merupakan salah satu kunci di sektor hulu migas. Percepatan proses izin yang terus menjadi perhatian pemerintah diharapkan memberikan keuntungan kepada kontraktor dan memberikan kepastian terhadap kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas.

Selain kontraktor migas global, sejumlah perusahaan migas nasional juga menunjukkan komitmennya untuk terus mendorong kenaikan cadangan dan produksi migas di dalam negeri. Pertamina melalui sub holding upstream PT Pertamina Hulu Energi (PHE) sampai Oktober 2022 terus melakukan pengeboran di berbagai WK yang dikelolanya.

Selama sembilan bulan di 2022, PHE secara total telah melakukan pengeboran sumur pengembangan sebanyak 497 sumur dan 56 sumur sedang dalam tahap pengeboran. Pada periode ini PHE berhasil mencatatkan produksi migas akumulatif rata-rata sebesar 962 juta barel setara minyak per hari.

Presiden Direktur Medco E&P Indonesia Ronald Gunawan mengungkapkan, produksi Medco sudah tumbuh dari 56 ribu barel per hari minyak, menjadi 170 ribu barel per hari. Keberhasilan Medco tersebut merupakan hasil dari strategi untuk mengoperasikan lapangan baru, sedang dan tua.

"Kuncinya optimalisasi dan biaya," jelas Ronald pada sesi CEO Forum 3rd International Convention Of Indonesia Upstream Oil and Gas (IOG) 2022 di Bali.

1
2

Berita Terkait

Bagikan Artikel Ini

Cari Berita Lain Di Sini